kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan medis mengapa orang sudah divaksin tetap harus taat protokol kesehatan


Sabtu, 16 Januari 2021 / 06:00 WIB
Ini alasan medis mengapa orang sudah divaksin tetap harus taat protokol kesehatan


Reporter: Abdul Basith Bardan, Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

Mendapatkan vaksinasi Covid 19 memang tidak serta merta membebaskan seseorang dari keharusan mentaati protokol kesehatan. Alasan yang paling utama adalah seluruh vaksin yang sudah mendapatkan izin edar darurat di dunia saat ini memang manjur untuk mencegah orang yang terinfeksi jatuh sakit. Apalagi, sampai meninggal.

Namun mendapatkan suntikan vaksin tidak membebaskan seseorang dari kemungkinan terinfeksi virus. Dalam bahasa Michal Tal, ahli imunologi di Universitas Stanford, yang dikutip website NY Times, para pengembang vaksin hanya melacak berapa orang yang jatuh sakit setelah terinfeksi virus corona.

Itu berarti, ada kemungkinan orang yang telah divaksin, mengalami infeksi tanpa gejala. Jika situasi semacam itu terjadi, maka orang yang sudah divaksin berpotensi menjadi penyebar virus ke lingkungan di sekitarnya. Dan, ini jelas membahayakan bagi orang-orang yang belum divaksin.

Baca Juga: Cara mengatasi takut jarum suntik bagi yang ingin vaksinasi Covid-19

“Banyak orang berpikir bahwa setelah mereka divaksinasi, mereka tidak perlu memakai masker lagi. Sangat penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa mereka harus tetap memakai masker, karena mereka masih bisa menularkan virus,” tutur Tal.

Virus corona, layaknya virus-virus yang mengakibatkan saluran infeksi pernafasan, sangat mudah berpindah tempat. Penyebabnya, virus corona, dan virus-virus penyebab flu, menjadikan hidung manusia sebagai pintu masuk utama. Virus berkembang biak dengan cepat di hidung, menantang sistim kekebalan tubuh manusia.

Merespon kehadiran virus, sistim imunitas akan memberikan reaksi dengan memproduksi antibodi khusus untuk mukosa. Istilah terakhir ini merujuk ke jaringan lembab yang melapisi hidung, mulut, paru-paru dan perut.

Baca Juga: Tingkat kepatuhan memakai masker dan jaga jarak menurun

Mereka yang telah memiliki antibodi dan sel kekebalan yang mengingat virus, seperti mereka yang telah terpapar, bisa dengan cepat mematikan virus di hidung. Sebelum virus mendapat kesempatan untuk pindah ke tempat lain di tubuh.

Vaksin virus corona, sebaliknya, disuntikkan jauh ke dalam otot dan merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi. Namun vaksin bisa memberikan perlindungan yang cukup untuk menjaga orang yang divaksinasi agar tidak jatuh sakit.

Beberapa dari antibodi akan bersirkulasi di dalam darah ke mukosa hidung dan berjaga menanti virus di sana. Tetapi, penelitian yang tersedia saat ini tidak memberi kejelasan tentang berapa banyak kumpulan antibodi yang dapat dimobilisasi, atau seberapa cepat antibodi dapat digerakkan melawan virus.




TERBARU

[X]
×