Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Cara mengatasi gagal jantung tahap 3
Perawatan pada tahap ini berfokus pada pengelolaan gejala Anda, mengoptimalkan fungsi jantung Anda, dan mencegah memburuknya kondisi Anda.
Obat-obatan untuk mengobati gagal jantung stadium C meliputi:
- Diuretik untuk mengurangi retensi cairan
- Digoxin untuk membantu jantung berdetak lebih kuat dan lebih teratur
- Beta blocker untuk membantu jantung Anda berdetak lebih kuat
- Entresto (sacubitril dan valsartan), yang mengurangi risiko kematian dan rawat inap di antara pasien dengan gagal jantung kronis
- Inhibitor SGLT2 untuk membantu menurunkan gula darah
- Vasodilator yang merupakan obat yang dapat membantu meningkatkan aliran darah melalui pembuluh
- ACE inhibitor angiotensin II receptor blockers
- Agonis aldosteron
- Kemungkinan terapi resinkronisasi jantung (pacu jantung biventrikular)
- Kemungkinan terapi defibrilator jantung implan (ICD)
Selain menjalani perubahan gaya hidup untuk tahap A dan B, Anda mungkin perlu melakukan perubahan berikut:
Baca Juga: Waspada! Ini penyebab gula darah tinggi bagi yang bukan penderita diabetes
- Kurangi asupan natrium
- Batasi asupan cairan
- Pantau berat badan setiap hari (beri tahu dokter jika Anda mendapatkan atau kehilangan kurang lebih 1 kg dalam sehari atau 2,5 kg dalam seminggu)
Ingatlah bahwa meskipun pengobatan menyebabkan gejala Anda menjadi lebih baik atau berhenti, Anda masih perlu melanjutkan pengobatan untuk memperlambat perkembangan kondisi Anda ke tahap D.
4. Tahap D
Tahap D adalah gagal jantung lanjut atau parah.
Pada titik ini, obat-obatan dan perawatan lain tidak menawarkan banyak bantuan dari gejala.
Gejala Anda mirip dengan stadium C, tetapi lebih parah.
Mungkin sulit untuk melakukan banyak hal secara fisik tanpa menjadi sangat lelah atau kehabisan napas.
Anda mungkin juga mengalami kegagalan beberapa organ saat tekanan darah Anda turun.
Ketika jantung tidak dapat memompa cukup kuat, ia tidak dapat memompa darah ke organ vital.
Baca Juga: Inilah golongan darah yang berisiko lebih besar terkena serangan jantung