kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vitamin D dan Covid-19, inilah perannya dalam meningkatkan imun tubuh


Rabu, 14 Juli 2021 / 08:15 WIB
Vitamin D dan Covid-19, inilah perannya dalam meningkatkan imun tubuh
ILUSTRASI. ebutuhan vitamin D harian, sebenarnya dapat dipenuhi dari konsumsi makanan sehat dan berjemur di bawah sinar matahari pagi.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Infeksi virus corona penyebab Covid-19 menyerang sistem imun tubuh manusia. Tak jarang, vitamin D sering diberikan kepada pasien Covid-19. 

Lantas, seperti apa hubungan vitamin D dan Covid-19? 

"Vitamin C, D dan E paling sering dihubungkan dengan sistem imun. Vitamin D memang salah satu yang berkorelasi dengan sistem imun tubuh," kata Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (7/7/2021). 

Prof Zullies mengatakan bahwa kebutuhan vitamin D harian, sebenarnya dapat dipenuhi dari konsumsi makanan sehat dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. 

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, vitamin adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan menjaga kesehatan tulang. Vitamin D juga mengatur banyak fungsi seluler lainnya dalam tubuh. 

Selain itu, manfaat vitamin D juga bersifat anti-inflamasi atau anti peradangan, antioksidan, serta neuroprotektif yang terkandung dapat mendukung kesehatan kekebalan tubuh, fungsi otot, dan aktivitas sel otak. 

Baca Juga: Ada biji bunga matahari, ini 7 makanan penguat sistem imunitas yang kuat

Akhir-akhir ini suplemen vitamin D banyak diburu masyarakat, karena diyakini manfaatnya dalam meningkatkan imun tubuh dan mencegah infeksi Covid-19. 

Sumber vitamin D, seperti dikutip dari Mayo Clinic, tidak secara alami dapat ditemukan di banyak jenis makanan. Akan tetapi, vitamin D bisa ditemukan pada susu, sereal, dan ikan dengan lemak baik seperti salmon, makarel dan sarden. 

Seperti disebutkan juga oleh Prof Zullies, bahwa vitamin D juga bisa diperoleh dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Sebab, sinar matahari dapat langsung mengubah bahan kimia di kulit kita menjadi bentuk aktif vitamin (kalsiferol). 

Baca Juga: Menjaga daya tahan tubuh dengan makan sayur dan buah-buahan

"Tubuh kita itu sebenarnya menghasilkan vitamin D, cuma harus dikonversi menjadi vitamin D yang aktif dengan bantuan sinar matahari," jelas Prof Zullies. 

Kendati sumber vitamin D bisa dihasilkan sendiri oleh tubuh dan konsumsi makanan sehat, namun tak dipungkiri, apabila suplemen tambahan vitamin D juga dibutuhkan, terutama dalam meningkatkan imun atau kekebalan dari potensi infeksi Covid-19. 

"Dari beberapa kajian mengungkapkan bahwa ternyata rata-rata orang memiliki kadar vitamin D yang rendah, sehingga perlu tambahan asupan vitamin dari luar, seperti dari suplemen," jelas Prof Zullies. 

Vitamin D dalam terapi Covid-19 

Vitamin D sebagai suplemen untuk terapi Covid-19, diberikan pada dosis yang berbeda dengan suplemen harian pada orang yang sehat yang manfaatnya diperlukan untuk menjaga kesehatan. 

Prof Zullies menjelaskan kebutuhan vitamin D pada orang yang sehat dan orang yang sedang sakit, khususnya mereka yang terkena Covid-19, tentu berbeda. 

Baca Juga: 4 Tingkatan gejala Covid-19 dan prosedur perawatannya

Untuk menjaga kesehatan dan imun tubuh, dosis vitamin D yang disarankan per hari yakni antara 400IU hingga 1000IU. Sebab, asupan vitamin D sudah tercukupi dari makanan sehat yang dikonsumsi sehari-hari. 

Namun, berbeda pada orang sedang sakit, terutama mereka yang sedang terinfeksi Covid-19. Dosis vitamin D yang diberikan atau disarankan juga berbeda. 

Baca Juga: 7 Makanan penguat sistem imunitas yang kuat, mudah Anda temukan

Pada pasien Covid-19, vitamin D yang dikonsumsi untuk memulihkan imun atau kesehatan pada kelompok ini, kata Prof Zullies, bisa mencapai 5000IU atau lebih. 

"Pada dasarnya, vitamin D tambahan relatif aman dikonsumsi setiap hari, untuk dosis sekitar 400IU. Namun, untuk dosis yang lebih tinggi, sebaiknya tidak dikonsumsi untuk waktu yang lama," jelas Prof Zullies. 

Prof Zullies mengatakan bahwa batas toleransi vitamin D yang dikonsumsi yakni 10.000IU per hari. Akan tetapi, tidak disarankan mengonsumsi vitamin D hingga 40.000IU per hari, sebab dengan dosis vitamin setinggi itu, dapat menyebabkan keracunan. 

"Vitamin D larut dalam lemak, jika dosisnya terlalu tinggi maka akan sulit dieliminasi dalam tubuh. Sama dengan vitamin C yang larut dalam air, jika terlalu banyak akan dikeluarkan melalui urin, dan bisa terdeposit terlalu lama dalam tubuh," papar Prof Zullies. 

Prof Zullies menyarankan sebagai langkah preventif yakni mencegah penyakit dan menjaga kesehatan serta menjaga imun, maka dosis vitamin D yang disarankan sekitar 400IU sudah cukup. 

Namun, untuk terapi penyembuhan sakit, seperti pada pasien Covid-19, dosis vitamin D yang dikonsumsi bisa 1000IU hingga 5000IU.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vitamin D dan Covid-19, Ini Perannya dalam Meningkatkan Imun Tubuh"
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Selanjutnya: Vitamin D disebut penting saat melawan Covid-19, ini penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×