kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vitamin C dosis tinggi efektif menangkal virus corona? Ini kata pakar


Senin, 06 April 2020 / 01:30 WIB
Vitamin C dosis tinggi efektif menangkal virus corona? Ini kata pakar


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Sejauh ini, tidak ada pil, suplemen, atau vaksin, yang bisa menyembuhkan penyakit Covid-19 akibat virus corona baru. Meski begitu,  tak menyurutkan orang untuk memborong vitamin C dosis tinggi.

Seperti halnya ramuan rempah-rempah yang harganya langsung melambung karena dianggap bisa mencegah infeksi virus corona, saat ini vitamin C juga laris manis diburu masyarakat. Di Amerika Serikat saja, terjadi peningkatan penjualan vitamin C sampai 146%.

Di media sosial, bertebaran anjuran untuk mengonsumsi vitamin C dosis tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan virus corona. Tetapi, apakah vitamin C dosis tinggi itu memang efektif menangkal infeksi virus?

Vitamin C merupakan suplemen vitamin yang paling populer. Kaitan antara vitamin ini dengan kemampuannya melawan penyakit dibuat oleh peraih Nobel Kimia, Linus Pauling, yang menulis buku Vitamin C and Common Cold.

Baca Juga: Ini manfaat vitamin C untuk anak

Dalam bukunya, Pauling merekomendasikan 3.000 miligram vitamin C setiap hari. Buku yang dia tulis pada 1970-an tersebut sangat laris dan dicetak ulang, dengan klaim bisa mengatasi epidemi flu babi (swine flu).

Studi-studi ilmiah selanjutnya menunjukkan, klaim Pauling itu tidak akurat. Ketika menyebutkan vitamin C bisa menyembuhkan kanker, ia kehilangan kredibilitasnya di komunitas ilmuwan.

Walau begitu, keyakinan vitamin C bisa menyembuhkan flu tetap bertahan di masyarakat. Angka penjualan suplemen vitamin ini pun selalu berada di urutan teratas.

Menurut National Institute of Health, vitamin C tidak mengurangi risiko tertular flu. Tetapi, mereka yang mengonsumsinya mungkin durasi sakitnya bisa dikurangi atau lebih ringan.

Baca Juga: Ini buah dan sayur yang mengandung vitamin c tinggi

Melansir Insider, ahli nutrisi Kamal Patel mengatakan, tidak benar jika vitamin C dosis tinggi bisa menjadi pendorong (booster) sistem imun. Ia mengibaratkan sistem imun seperti sistem misil yang bekerja untuk menghalau segala bahaya.

Jika sistem imun dibuat terlalu peka, maka yang timbul adalah reaksi autoimun. Sebaliknya, kalau kurang peka, seseorang akan lebih gampang tertular penyakit.

“Sistem imun sangat kompleks dan sangat sedikit yang sudah kita ketahui. Jadi, sayangnya kita tidak bisa menggunakan sesuatu yang disebut booster untuk membuat sistem ini bekerja lebih baik,” kata Patel.

Pasien Covid-19 diberi vitamin C

Rumahsakit di New York, AS, dan Wuhan, China, memang memberikan vitamin C dosis tinggi pada pasien Covid-19. Dosisnya 16 kali lebih tinggi dari dosis harian individu yang sehat.

Baca Juga: Jahe langka dan mahal, berikut makanan yang baik untuk daya tahan tubuh

Menurut Patel, pemberian vitamin C pada pasien itu masuk akal karena orang yang sangat sakit kadar vitamin C dalam tubuhnya jadi rendah dan butuh segera digantikan.

“Manusia adalah satu-satunya mamalia yang tubuhnya tidak bisa membuat sendiri vitamin C, mereka harus mengasupnya," sebutnya. "Jadi, ketika menghadapi stres psikologis yang berat, pemberian vitamin C lewat infus merupakan cara untuk mendapatkan antioksidan dan anti-inflamasi”.

Saat ini, para dokter masih mempelajari efek pemberian vitamin C pada pasien Covid-19. Setidaknya, ada dua penelitian klinis yang sedang Italia dan China lakukan.

Di Hubei, China, 140 pasien Covid-19 yang menderita pneumonia mendapatkan 12 gram vitamin C lewat infus untuk mengetahui, apakah dosis itu bisa melawan penyakit.

Baca Juga: Lima makanan yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Walau demikian, siapa pun tidak direkomendasikan untuk melakukan uji coba semacam itu sendiri. Mendapatkan vitamin C lewat infus sangat berbeda dengan konsumsi suplemen, bahkan kita pun seharusnya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengasup vitamin C dosis tinggi.

“Sejauh ini, tidak ada riset yang menunjukkan vitamin C bisa melindungi tubuh dari virus corona,” kata profesor biologi Miryam Wahrman seperti dikutip Insider.

Kekurangan vitamin C memang berdampak buruk bagi tubuh, tapi kita juga jangan berlebihan mengonsumsinya. Apalagi, kadar yang tinggi bisa memicu pembentukan batu ginjal.

Untuk memenuhi asupan vitamin tubuh, sebaiknya konsumsi makanan karena dapat tubuh serap dan gunakan secara lebih baik ketimbang melalui suplemen.

Baca Juga: Ini Jus buah segar yang bisa meningkatkan imun tubuh

Penulis: Lusia Kus Anna

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi untuk Cegah Virus Corona Tak Berguna"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×