Sumber: Kompas.com | Editor: Dessy Rosalina
2. Usia
Semakin bertambahnya usia, fungsi organ akan menurun pula. Fungsi organ yang menurun akan mempengaruhi proses metabolisme kolesterol seseorang.
3. Gaya hidup
Makanan tinggi lemak, merokok, dan konsumsi alkohol merupakan contoh perilaku yang secara bermakna mempengaruhi kadar kolesterol seseorang. Semakin sering melakukan hal tersebut, maka kadar kolesterol pun dapat meningkat tajam.
4. Obat anti-kolesterol
Penggunaan obat antikolesterol seperti simvastatin tentu akan mempengaruhi kadar kolesterol darah seseorang. Simvastatin menurunkan kadar kolesterol melalui penghambatan dalam sintesis atau produksi kolesterol.
Gejala dislipidemia
Dislipidemia biasanya tidak menunjukkan gejala, apalagi bila postur orang tersebut terlihat kurus atau ideal. Namun, ada beberapa gejala yang walaupun tidak begitu khas, namun sering ditemukan pada penderita dislipidemia, yaitu:
Nyeri perut
Pusing
Nyeri dada
Sesak napas
Nyeri kepala terutama di tengkuk
Penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis
Nyeri betis bila berjalan
Bagaimana mengatasi dislipidemia?
Bila Anda terlanjur memiliki kadar lemak darah di atas normal, jangan berkecil hati. Selain konsumsi obat anti-kolesterol, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencapai kadar lemak ideal.
1. Mengatur asupan makan alias diet
Batasi asupan lemak trans seperti makanan yang digoreng, biskuit asin (crackers), kue kering manis (cookies), roti, dan donat.
Batasi konsumsi karbohidrat hingga kurang dari 60% dari menu sehari-hari. Makanan seperti nasi, mie, dan pasta dapat meningkatkan trigliserida, karena kelebihan gula akan diubah menjadi lemak jenis ini.
Tingkatkan konsumsi omega 3 dan omega 6 dari ikan atau minyak ikan. Konsumsi makanan ini mampu meningkatkan HDL (kolesterol baik) dan menurunkan trigliserida.
Diet makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, buah, sayur dan sereal gandum yang memiliki efek hipokolesterolemik.