Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ada beberapa penjelasan mengapa GERD biasanya memburuk pada malam hari setelah tidur.
1. Posisi tidur: Saat berbaring, gaya gravitasi tidak lagi membantu menurunkan asam lambung sehingga memudahkan terjadinya refluks.
2. Lebih sedikit menelan: Penurunan menelan saat tidur mengurangi kekuatan penting yang mendorong asam lambung ke bawah.
3. Mengurangi produksi air liur: Air liur dapat membantu menetralkan asam lambung, namun produksi air liur berkurang selama tahap tidur yang lebih dalam.
Kombinasi dari efek-efek ini dapat memfasilitasi kebocoran asam lambung ke kerongkongan dan membiarkan asam bertahan lebih lama, sehingga berpotensi menyebabkan gejala GERD yang lebih parah, termasuk mengganggu tidur. Masalahnya mungkin lebih besar jika seseorang langsung tidur setelah makan atau mengonsumsi makanan pemicu GERD.
Baca Juga: Cara Mudah Atasi Asam Lambung dengan Herbal, Salah Satunya Bunga Kantil
Cara mengatasinya
Melansir Medical News Today, menurut American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology (AAAAI), seseorang dapat meredakan naiknya asam lambung yang dialaminya saat mencoba tidur dengan:
- Meninggikan kepala tempat tidur 6–8 inci
- Menghindari berbaring 2-3 jam setelah makan
- Makan dalam porsi kecil lebih sering dan tidak makan makanan berat sebelum tidur
- Sisi tubuh tempat seseorang tidur juga dapat memberikan perbedaan. Sebuah studi tahun 2015 menemukan tidur miring ke kiri dapat meredakan refluks asam.
Baca Juga: Mana yang Lebih Sehat, Buang Air Besar Jongkok atau Duduk?