Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa dari Anda pasti sering mendengar istilah long Covid. Long covid atau long-term covid adalah kondisi di mana seorang penyintas Covid-19 telah dinyatakan negatif dan tidak menular tapi masih memiliki berbagai gejala atau keluhan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, seseorang bisa dikatakan mengalami long covid jika masih mengalami keluhan hingga 4 minggu atau lebih setelah pertama kali terinfeksi virus penyebab Covid-19.
Jenis keluhan yang dialami oleh seorang penderita long covid bisa sangat beragam. Jumlah keluhan terkait long covid yang dilaporkan sejauh ini bahkan sampai 200 macam yang bisa memengarui hampir seluruh bagian tubuh.
Melansir HHS, beberapa gejala long covid yang umum terjadi, meliputi:
Baca Juga: 4 Ciri-ciri tubuh terinfeksi virus corona varian Delta
- Kelelahan ekstrim
- Sesak napas
- Nyeri dada atau dasa sesak
- Masalah dengan memori dan konsentrasi (brain fog)
- Sulit tidur (insomnia)
- Palpitasi jantung atau jantung berdetak kencang
- Pusing
- Nyeri sendi
- Sensasi kesemutan
- Depresi dan kecemasan
- Tinitus (telinga berdenging), sakit telinga
- Merasa sakit, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan
- Suhu tubuh tinggi, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, perubahan indra penciuman atau perasa
- Muncul ruam
Baca Juga: Penelitian terbaru, inilah orang yang berisiko tinggi mengalami long Covid
Kemungkinan memiliki gejala long covid ini perlu diketahui bahwa tampaknya tidak terkait dengan seberapa parah atau sakit seseorang saat pertama kali terkena Covid-19.
Gejala long covid artinya bukan saja bisa terjadi pada penyintas Covid-19 yang sebelumnya menunjukkan gejala selama beberapa hari hingga beberapa minggu setelah terinfeksi virus corona.
Keluhan tekait long covid melainkan juga dapat dialami oleh penyintas Covid-19 yang sebelumnya tak memiliki gejala sama sekali. Jadi, setiap penyintas Covid-19 perlu mewaspadai kejadian long covid.
Karena bisa berlangsung lama, keluhan pun bisa mengganggu pekerjaan hingga menurunkan kualitas hidup.
Baca Juga: Inilah tanda awal seseorang berpotensi terkena long Covid-19
Lantas, apakah long covid bisa disembuhkan?
Pendiri Covid Survivor Indonesia (SCI), Juno Simorangkir, mencoba menjelaskan. Menurut dia, pada dasarnya hingga saat ini belum ada terapi yang komprehensif terkait pengobatan long covid.
Meski demikian, kata Juno, sudah ada banyak penderita long covid yang melaporkan mengalami perbaikan gejala. Berdasarkan informasi yang CSI kumpulkan, dia menyebut, proses perbaikan gejala long covid rata-rata perlu waktu cukup lama hingga beberapa bulan. Jadi, penderita long covid memang harus ekstra bersabar.
“Ada banyak yang mengalami perbaikan gejala walau belum ada yang saya dengar sampai 100 persen. Namun, setidaknya penyintas sudah bisa beraktivitas normal,” kata Juno saat diwawancara Kompas.com, Rabu (28/7/2021).
Baca Juga: Andaikan Covid-19 tak bisa hilang, ini gambaran hidup bersama virus corona
CSI adalah sebuah komunitas khusus penyintas Covid-19 di Indonesia termasuk para penyintas long covid yang masih mengalami keluhan-keluhan lanjutan. CSI memiliki fokus advokasi terhadap long covid dan terafiliasi dengan survivor group internasional serta secara berkala mengadakan komunikasi dengan WHO.
Juno mengatakan, untuk bisa mengurangi gejala long covid, para penyintas tentu tidak boleh tinggal diam saja. Menurut dia, meski belum tersedia terapi pengobatan khusus untuk mengatasi long covid, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penyintas.
Berikut beberapa saran yang ditawarkan agar para penyintas bisa “berdamai” dengan long covid:
- Perbaiki pola makan
- Mensyukuri setiap perbaikan gejala yang terjadi meski itu kecil atau tidak signifikan
- Terhubung dengan orang lain
- Ikuti iramanya, yakni tidak perlu berlebihan dalam menyikapi perbaikan maupun perburukan kondisi
- Jangan memaksa diri, misalnya jika butuh istirahat, lebih baik istirahat saja
- Lakukan apa yang membuat senang
- Selalu berpikir positif
Baca Juga: Pasien Covid-19 harus tahu, ini tanda akan mengalami long covid
“Sejauh ini setahu saya belum ada gejala long covid yang benar-benar bisa hilang. Biasanya sifatnya juga relapse atau kekambuhan. Kami udah mengira hilang, enggak tahunya suatu hari tiba-tiba muncul lagi. Jadi solusi terbaik ya sudah berdamai saja, selama gejala yang muncul bukan yang menyiksa,” jelas Juno.
Juno menyebut, kadar keparahan keluhan atau gejala long covid biasanya semakin lama akan semakin ringan. Jika seorang penyintas sampai mengalami kondisi yang berbeda, seperti gejala malah semakin parah, Juno menyarankan untuk dapat segera menemui dokter. Dokter bisa memberi masukan terkait pengobatan terbaik sesuai kondisi pasien.
“Jika terjadi kekambuhan, gejala biasanya sudah enggak separah pada masa awal-awal. Jadi ya bisa diabaikan, kurang lebih begitu,” jelas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Long Covid Bisa Disembuhkan?"
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi
Selanjutnya: Catat, Covid-19 sebabkan masalah pada sistem pencernaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News