kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Konstipasi atau Jarang BAB: Penyebab, Dampak Negatif, dan Cara Mengatasinya


Rabu, 13 Desember 2023 / 15:54 WIB
Konstipasi atau Jarang BAB: Penyebab, Dampak Negatif, dan Cara Mengatasinya
ILUSTRASI. Penyebab, Dampak Negatif, dan Cara Mengatasi Konstipasi atau Jarang BAB. Ilustrasi?kesehatan/


Penulis: Bimo Kresnomurti

Penyebab Konstipasi - JAKARTA. Jangan sepelekan saat Anda jarang BAB atau buang air besar. Kondisi ini tentu berkaitan dengan adanya masalah kesehatan pada pencernaan.

Jarang bab atau konstipasi mengacu pada kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan atau jarang buang air besar, atau konsistensi tinja yang keras, yang membuat proses buang air besar menjadi tidak nyaman.

Rasa tidak nyaman tentu bisa diakibatkan berbagai faktor baik psikologis maupun pola makan hingga kebiasan yang buruk.

Lalu berapa frekuensi buang air besar yang ideal? Untuk itu, ketahui informasi berikut ini.

Baca Juga: Tips Toilet Training Agar Anak Terbiasa Menggunakan Toilet Sendiri, Orangtua Catat

Frekuensi buang air besar atau BAB

Buang air besar

Seberapa sering seseorang harus buang air besar (BAB) dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lain. Idealnya, kebiasaan BAB yang sehat dapat mencakup rentang frekuensi yang luas, dan itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk gaya hidup, pola makan, dan kesehatan secara umum.

Fekuensi buang air besar yang dianggap normal berkisar antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu. Ahli kesehatan merekomendasikan bahwa buang air besar setiap hari atau setidaknya beberapa kali dalam seminggu adalah tanda kesehatan pencernaan yang baik.

Namun, yang lebih penting daripada frekuensi itu sendiri adalah kenyamanan dan kelembutan proses buang air besar. Saat seseorang merasa nyaman, tanpa rasa sakit atau kesulitan yang signifikan, dan tinja keluar dengan mudah, itu bisa dianggap sebagai indikator baik.

Agar hal tersebut bisa tercapai, Anda perlu memahami juga penyebab kenapa seseorang jarang BAB. Berikut adalah beberapa faktor penyebab, dampak, dan cara mengatasinya dilansir dari Eating Well.

Baca Juga: 5 Hal yang Membuat BAB Berwarna Hijau, Salah Satunya Makan Sayuran Hijau Berlebihan

Penyebab Konstipasi (Jarang Bab)

1. Dehidrasi

Kurangnya cairan dapat menyebabkan konstipasi karena air membantu melunakkan tinja dan memperlancar pergerakannya. Dianjurkan minum sekitar 3,7 liter air per hari untuk pria dan 2,7 liter untuk wanita.

2. Stres dan Kecemasan

Stres dapat berdampak pada fungsi pencernaan dan menyebabkan konstipasi. Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti mandi, membaca buku, atau olahraga bisa membantu.

3. Kurang Serat

Serat membantu menambah volume tinja dan memperlancar pergerakannya. Dianjurkan mengkonsumsi 28 gram serat per hari. Sumber serat yang baik adalah biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran.

4. Perubahan Pola Makan

Perubahan pola makan yang drastis, seperti tiba-tiba mengkonsumsi banyak serat, dapat menyebabkan konstipasi. Sebaiknya lakukan perubahan secara bertahap. Hindari makanan tinggi sodium dan lemak, serta diet ketogenik yang rendah karbohidrat.

5. Kurang Olahraga

Kurang olahraga dapat memperlambat pergerakan usus dan menyebabkan konstipasi. Sebaiknya berolahraga secara teratur minimal 30 menit per hari.

6. Obat-obatan dan Suplemen

Beberapa obat-obatan dan suplemen, seperti zat besi, kalsium, antihistamin, dan opioid, dapat menyebabkan konstipasi. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mencurigai obat-obatan sebagai penyebab konstipasi Anda.

Dampak Konstipasi

1. Ketidaknyamanan

Konstipasi seringkali menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Proses buang air besar yang sulit ini dapat menciptakan rasa ketidaknyamanan pada penderita. Selain itu, kembung atau perut yang terasa penuh juga dapat menjadi gejala konstipasi. Ketidaknyamanan fisik dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat penderita merasa tidak nyaman secara umum.

2. Wasir

Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan pembuluh darah di daerah rektum dan anus. Tekanan yang terjadi selama proses konstipasi, terutama saat mendorong untuk buang air besar, dapat menyebabkan pembuluh darah di sekitar anus membengkak dan menyebabkan wasir. Penyakit ini dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, dan kadang-kadang perdarahan. Wasir yang parah dapat memerlukan perhatian medis.

3. Fissura Ani

Fissura ani adalah robekan atau luka pada selaput lendir di sekitar anus. Proses buang air besar yang sulit dan keras dapat menyebabkan gesekan dan trauma pada daerah anus, menyebabkan terbentuknya fissura ani. Penyakit ini dapat menyebabkan nyeri saat buang air besar, dan dalam kasus yang lebih parah, dapat memerlukan perawatan medis.

4. Kecemasan

Konstipasi yang terus-menerus atau kronis dapat memberikan dampak pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Rasa tidak nyaman, frustrasi, atau kecemasan terkait dengan masalah pencernaan ini dapat memengaruhi kondisi psikologis penderita.

Ketidaknyamanan psikologis dapat mencakup stres, gangguan tidur, atau perasaan tertekan. Penderita mungkin merasa malu atau tidak nyaman untuk membicarakan masalah ini, yang dapat memperburuk dampak psikologisnya.

Cara Mengatasi Konstipasi

Penjelasan untuk langkah-langkah pencegahan konstipasi yang bisa Anda coba.

1. Konsumsi Serat

Serat membantu meningkatkan volume dan kelembutan tinja, memudahkan proses buang air besar. Makanan tinggi serat meliputi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Manfaat dari Konsumsi serat yang cukup dapat membantu mencegah terjadinya konstipasi dan meningkatkan kesehatan saluran pencernaan.

2. Minum Cukup Air

Saat asupan cairan yang cukup membantu menjaga tinja agar tetap lunak, mencegahnya menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Langkah ini juga mencegah dehidrasi dan memelihara kelembutan tinja, membantu mengurangi risiko konstipasi.

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur merangsang pergerakan usus, membantu proses pencernaan dan pengeluaran tinja. Dengan menjaga kegiatan fisik, tentu bisa menjadi salah satu kunci untuk mencegah konstipasi dan menjaga kesehatan umum tubuh.

4. Perubahan Gaya Hidup

Dengan mempertahankan rutinitas harian, terutama dalam hal waktu makan dan tidur, membantu menciptakan pola buang air besar yang teratur. Rutinitas harian yang teratur dapat membantu menjaga fungsi normal sistem pencernaan dan mengurangi risiko terjadinya konstipasi.

5. Hindari Menahan Buang Air Besar

Saat Anda menahan diri untuk buang air besar dapat membuat tinja mengering dan sulit dikeluarkan. Dengan segera merespons dorongan untuk buang air besar, Anda dapat mencegah penumpukan tinja yang keras dan mengurangi risiko terjadinya konstipasi.

Itulah beberapa langkah yang wajib Anda kenali saat merasa jarang Buang Air Besar atau BAB. Waspadai gejala yang tidak nyaman dan segera hubungi dokter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×