Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Zubairi memberikan beberapa pertimbangan mengenai pembukaan sekolah tatap muka melalui video yang diunggah melalui akun instagramnya.
Ia memberikan penjelasan pertimbangan secara kedokteran, mengapa pelaksanaan sekola secara tatap muka di DKI Jakarta harus ditunda untuk beberapa saat.
Menurut Zubairi Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan bahwa sekolah tatap muka boleh dibuka untuk semua siswa yang sudah di vaksinasi corona.
Hanya saja ada beberapa hal menurut kedokteran yang perlu dipertimbangkann sebelum membuka sekolah untuk belajar tatap muka
Pertama, ia membenarkan instruksi presiden, bahwa jika semua siswa semua sudah di vaksin corona, berarti risiko penularan antarsiswa bisa berkurang atau minimnal. "Tapi masih bisa tetap terjadi penularan," katanya.
Kedua, beberapa syarat pembukaan sekolah tatap muka di banyak negara adalah tergantung kepada tingkat positivity rate.
"Kalau positivity rate di bawah 3% amat sangat aman; positivity rate bawah 5% aman; positivity rate di atas 5% tapi di bawah 10% agak aman; sedangkan bila positivity rate di atas 10% tidak aman, sekolah jangan dibuka sama sekali," katanya.
Baca Juga: Mulai Senin (30/8) sebanyak 610 sekolah di DKI Jakarta mulai belajar tatap muka
Zubairi menyebutkan, untuk situasi di Indonesia, saat ini rata rata positivity rate masih 30% sehingga masih kategori tinggi, meskipun di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta tingkat positivity rate sudah di bawah 8%.
Dengan positivity rate di bahwa 8% memang menjadikan DKI Jakarta lebih aman untuk membuka sekolah. "Apalagi terbukti DKI jakarta vaksinasi dosis pertama, sudah hampir semua warga dewasa. Sedangkan dosis kedua sudah 50%
Untuk siswa usia yang belum mencukupi untuk mendapatkan vaksinasi juga harus lebih berhati-hati sebelum membuka sekolah tatap muka.
Baca Juga: Simak jadwal Asesmen Nasional 2021 untuk siswa SD hingga SMA ini
Dengan pertimbangan itulah, "Sekarang jangan dibuka dulu, baik di Jakarta atau provinsi lain. Nanti apabila vaksinasi sudah lengkap (dua kali penyuntikan) monggo. Apalagi positivity rate kurang dari 10% atau sudah kurang dari 5%.
Sekarang belum waktunya, tapi setuju untuk siap-siap membuka sekolah tatap muka," kata Zubairi.
Untuk wilayah yang sudah tinggi tingkat vaksinasinya juga tidak menjamin aman untuk membuka sekolah buat belajar mengajar secara tatap muka.
SELANJUTNYA>>>