kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah fakta penting kekuatan masing-masing vaksin Covid-19 melawan varian baru


Senin, 23 Agustus 2021 / 09:01 WIB
Inilah fakta penting kekuatan masing-masing vaksin Covid-19 melawan varian baru
ILUSTRASI. Di Indonesia tercatat tiga varian sudah masuk, yakni Alpha, Beta, dan Delta. Varian Delta yang paling dominan di lapangan. REUTERS/Pavel Mikheyev


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, penyebaran virus Covid-19 masih belum dikendalikan. Secara global, arus pandemi yang kembali menguat sejak akhir Juni lalu, menjadi serangan gelombang ketiga. 

Namun, pada dua pekan terakhir terhitung dari 17 Agustus 2021, angka kasusnya mulai melandai, dengan penambahan empat dan dua persen saja. Ironisnya, gelombang baru itu muncul di tengah vaksinasi yang semakin masif.

Melansir indonesia.go.id, pada gelombang ketiga ini, ada empat varian baru yang paling dominan. Mereka adalah varian Alpha B-117 asal Inggris, varian Beta B-1351 asal Afrika Selatan (Afsel), varian Gamma P-1 Brazil, dan varian Delta B-1617 asal India. 

Varian Alfa sudah menjangkiti 183 negara, Beta hadir di 136 negara, Gamma ada di 142 negara, dan Delta muncul di 142 negara.

Baca Juga: Hal-hal yang harus diketahui tentang vaksin Covid-19 dosis ketiga, penting tahu!

Di Indonesia tercatat tiga varian sudah masuk, yakni Alpha, Beta, dan Delta. Varian Delta yang paling dominan di lapangan. 

Empat varian itu dikenal sebagai variants of concern (VoC).

Secara umum, baik varian Alpha, Beta, Gamma, maupun Delta, semuanya disebut punya daya tular (transmisibilitas) yang lebih kuat dibanding varian sebelumnya. 

Keempat VoC ini juga terbukti bisa meningkatkan risiko keparahan yang lebih tinggi, yang membuat lebih banyak korbannya digotong ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, dan meningkatkan risiko kematian.

Baca Juga: 4 Syarat yang harus dipenuhi ibu hamil sebelum vaksin Covid-19

Dalam hal risiko reinfeksi, yang kuat ialah varian Delta dan Beta. Keduanya bisa menerjang sistem antibodi yang terbentuk dari infeksi pertama. Varian Gamma dan Alpha ada di level bawahnya. 

Jenis vaksin versus varian baru

Mengutip indonesia.go.id, berikut adalah penjelasan mengenai proteksi vaksin terhadap ke-4 VoC tersebut:

1. Varian Alpha B-117

Secara umum semua vaksin dilaporkan mengalami efek penurunan daya netralisasinya (meredam) aksi virus di dalam tubuh. Penurunannya antara 10–20 persen. 

Namun, pengaruhnya atas efikasi tak ada laporan yang menyeluruh. Laporan hanya ada pada beberapa merk. AstraZeneca, misalnya, melaporkan bahwa efikasi terhadap penularan turun 10 persen dan efikasi pada keparahan susut antara 10--20 persen. 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Moderna hanya untuk dua kelompok masyarakat ini, siapa saja?

Tak ada laporan terkait efikasi pada fatalitas (kematian). Moderna dan Pfizer-Biontech juga melaporkan penurunan efikasi pada keparahan (severity) 10 persen.

2. Varian Beta B-1351

Terhadap serangan Varian Beta daya tangkal vaksin itu menurun lebih jauh. Vaksin Anhui, Beijing-CNBG dan Bharat (India) melaporkan penurunan netralisasi 10--20 persen. AstraZeneca dan Sputnik V mengalami penurunan 20--30 persen. 

Bahkan, Moderna, Pfizer-Biontech dan Covavax melaporkan daya tangkal antibodi penggunanya turun lebih dari 30 persen.

Baca Juga: Vaksin Pfizer baru bisa didapat di Jabodetabek, begini cara mendapatkannya!

Namun, laporan efikasi penularan dan tingkat keparahan tidak banyak tersedia. Pfizer melaporkan efikasinya kepada penularan turun 10--20 persen, dan efikasi keparahan susut 10 persen. 

Pada saat yang sama, AstraZeneca dan Novavax mencatat efikasinya terhadap keparahan anjlok lebih dari 30 persen. Tak tersedia laporan tentang mortalitas.

3. Varian Gamma

Secara umum tak banyak kajian yang spesifik tentang daya tangkal vaksin terhadap varian Gamma ini. Gambaran yang ada adalah penurunan daya penetralisasi dari mereka yang divaksin genap dua dosis kepada Varian P-1 asal Brazil itu susut antara 10--20 persen. 

Sinovac (Tiongkok) melaporkan bahwa efikasi untuk penularan pada varian Gamma ini turun 10--20 persen.

Baca Juga: PPKM Level 2-4 berakhir hari ini, apakah diperpanjang lagi? Ini arahan Presiden

4. Varian Delta

Hampir semua jebol efikasinya oleh varian Delta. Vaksin Sinovac (banyak digunakan di Indonesia) melaporkan penurunan daya netralisasinya sampai di atas 30 persen, sementara Anhui turun 10--20 persen, dan AstraZeneca anjlok di atas 30 persen. 

Moderna dan Janssen-Ad26 merosot 10 persen dan Pfizer susut 10--20 persen. Laporan yang lebih spesifik pun belum tersedia.

Lagi-lagi AstraZeneca dan Pfizer-Biontech menunjukkan kepeloporan dalam keterbukaan kinerjanya, dan menyebutkan adanya penurunan efikasi penularan dan keparahan. 

Dalam hal efikasi penularan, keduanya mengalami penurunan 10 persen. Namun, dalam hal efikasi keparahan, AstraZeneca susut 20 hingga 30 persen, sedangkan efikasi Pfizer merosot 10--20 persen. Tak ada laporan tentang angka kematian (fatalitas). 

Selanjutnya: UPDATE corona di Jakarta Minggu (22/8) positif 702, sembuh 1102, meninggal 28

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×