kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gejala baru virus corona: Sulit berbicara dan halusinasi


Kamis, 21 Mei 2020 / 07:40 WIB
Gejala baru virus corona: Sulit berbicara dan halusinasi
ILUSTRASI. Infografik gejala terinfeksi virus corona.


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Para pakar Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan gejala baru virus corona yang muncul: kesulitan berbicara dan halusinasi.

Sebelumnya, gejala-gejala umum yang muncul pada orang yang terinfeksi virus corona adalah demam, sesak napas, batuk, flu, dan bisa juga tidak tampak gejala klinis.

Melansir Metro, WHO menyatakan, kesulitan berbicara dan kurangnya gerakan juga bisa menjadi gejala virus corona.

"Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus," ujar pakar WHO.

Baca Juga: Mengenal infeksi tanpa gejala, pemicu kekhawatiran corona gelombang dua

Kesulitan berbicara

WHO menjelaskan, gejala serius dari terinfeksi virus corona yakni kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri atau tekanan di dada, dan kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak.

Para ilmuwan telah memperingatkan, kesulitan dalam berbicara juga bisa menjadi tanda dampak virus corona dan pada kesehatan mental.

Peneliti di Orygen dan La Trobe University di Melbourne melaporkan, beberapa pasien telah mengalami episode psikotik sebagai akibat dari virus corona.

Dr Ellie Brown, penulis utama studi ini, menggambarkan Covid-19 sebagai pengalaman yang membuat stres bagi semua orang, terutama mereka yang memiliki kebutuhan kompleks.

Baca Juga: Studi terbaru, tingkat keparahan Covid-19 pada anak dan remaja lebih tinggi

Menurutnya, menghabiskan waktu yang lama dalam isolasi atau tanpa kontak keluarga dapat memicu tekanan psikososial yang substansial, yang menyebabkan episode psikosis.

Pasien juga bisa mengalami gejala seperti halusinasi, pikiran yang terganggu, atau mendengar suara.

Profesor Richard Gray, peneliti lainnya mengatakan mereka yang mengalami psikosis membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menangani pandemi. 

"Ini adalah kelompok yang mungkin akan membutuhkan lebih banyak dukungan, dengan isolasi, jarak fisik, mencuci tangan, dan lainnya. Dokter mungkin adalah orang-orang yang perlu berpikir dan bekerja pada hal penanganan pandemi untuk membantu populasi yang rentan ini," ujar Richard. 

Baca Juga: Virus corona serang bagian tubuh ini, apa saja?

Halusinasi

Di sisi lain, para peneliti juga melaporkan ada sejumlah pasien yang mengalami gejala neurologis. Mengutip The Conversation, beberapa penelitian melaporkan, lebih dari sepertiga pasien menunjukkan gejala neurologis. 

Dalam sebagian besar kasus, Covid-19 adalah infeksi pernapasan yang menyebabkan demam, sakit, kelelahan, sakit tenggorokan, batuk dan, dalam kasus yang lebih parah, sesak napas, dan gangguan pernapasan. 

Namun, kini tampaknya adanya gejala neurologis akan masuk dalam daftar baru gejala virus corona lainnya. Beberapa penelitian terbaru telah mengidentifikasi adanya gejala neurologis pada kasus Covid-19. 

Mereka membahas mengenai gejala diamati pada individu. Beberapa laporan menggambarkan pasien Covid-19 yang menderita sindrom Guillain-Barré. 

Baca Juga: Serbaneka virus corona, mulai ciri-ciri, bentuk, sampai penyebarannya

Sindrom Guillain-Barré adalah gangguan neurologis, di mana sistem kekebalan tubuh merespons infeksi dan akhirnya menyerang sel-sel saraf yang salah, mengakibatkan kelemahan otot dan akhirnya lumpuh.

Studi kasus lain telah menggambarkan ensefalitis Covid-19 yang parah (peradangan dan pembengkakan otak) dan stroke pada orang muda yang sehat dengan gejala Covid-19 yang ringan. 

Sementara China dan Prancis juga telah menyelidiki prevalensi gangguan neurologis pada pasien Covid-19. Penelitian ini menunjukkan, sebanyak 36% pasien memiliki gejala neurologis. 

Banyak dari gejala ringan dan termasuk hal-hal seperti sakit kepala atau pusing yang bisa disebabkan oleh respons imun yang kuat. 
Gejala lain yang lebih spesifik dan parah juga terlihat dan termasuk hilangnya bau atau rasa, kelemahan otot, stroke, kejang dan halusinasi. 

Baca Juga: Penelitian: Pasien sembuh corona kambuh lagi, arahnya positif palsu

Gejala-gejala ini terlihat lebih sering pada kasus virus corona yang parah, dengan perkiraan mulai dari 46% hingga 84% dari kasus yang parah menunjukkan gejala neurologis.

Penulis: Retia Kartika Dewi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×