Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyakit gout atau asam urat adalah penyakit kronis yang ditandai dengan nyeri sendi dan sakit apabila digerakkan. Gejala asam urat ditandai dengan adanya hiperurusemia atau peningkatan kadar asam urat dalam darah yang melebihi batas normal.
Kadar asam urat normal pada pria pada umumnya, yakni 7,0 mg/dL. Sementara, kadar asam urat normal pada wanita adalah 5,7 mg/dL.
Baca Juga: Gejala asam urat bisa disembuhkan, ini yang perlu Anda lakukan
Penyakit asam urat tidak secara langsung menyebabkan kematian, tapi jika kadar asam urat ini dibiarkan terus tinggi dapat menimbulkan komplikasi asam urat yang berakibat kematian.
Salah satu bahaya yang mungkin terjadi, yaitu kristal urat dapat mengendap di ginjal dan saluran kemih hingga membentuk batu ginjal serta bisa membuat gagal ginjal akut yang mengancam jiwa. Kristal urat juga dapat menyumbat pembuluh darah, sehingga penderita berisiko terkena penyakit jantung koroner ataupun stroke.
Menjadi lebih berisiko terkena komplikasi asam urat berbahaya, jika pengidap hiperurisemia berhubungan dengan sindrom metabolik, seperti kegemukan, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi dan lemak darah tinggi.
Lalu, benarkah asam urat lebih sering serang pria daripada wanita? Mengapa bisa demikian?
Baca Juga: Tidak ingin asam urat kambuh lagi, begini cara mengontrol kadar purin dalam tubuh
Perhimpunan Reumatologi Indonesia memang pernah menulis, gout mengena 1%-2% orang dewasa dan merupakan kasus artritis inflamasi terbanyak pada pria. Prevalensi penyakit asam urat bahkan diperkirakan antara 13,6 per 1.000 pria dan 6,4 per 1.000 wanita.
Prevalensi asam urat meningkat sesuai umur dengan rata-rata 7% pada pria umur di atas 75 tahun dan 3% pada wanita umur di atas 85 tahun.
Melansir Buku Asam Urat (2011) oleh Dr. dr. Joewono Soeroso, Sp.PD-KR, M.Sc. dan Hafid Algristian, Sp.Ked., penyakit asam urat sebenarnya tidak hanya menyerang kaum pria, tapi juga wanita.
Namun, pria memang memiliki kemungkinan lebih besar mengalami penyakit asam urat. Hal itu dikarenakan, tubuh wanita dapat memproduksi hormon estrogen yang bisa menurunkan risiko penumpukan asam urat.
Baca Juga: Tidak ingin terkena asam urat? Hindari makanan dan minuman ini
Pada wanita, hormon estrogen membuat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh lebih efektif. Baru pada saat menopause, hormon estrogen pada wanita tidak langsung diproduksi. Pada masa inilah, wanita memiliki kemungkinan lebih besar terserang asam urat.
Melansir Mayo Clinic, dijelaskan pula, bahwa gout lebih sering terjadi pada pria, terutama karena wanita cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih rendah.
Hal itu bisa tercermin dari perbedaan kadar asam urat normal pada pria yang lebih tinggi daripada wanita. Namun, setelah menopause, kadar asam urat wanita bisa mendekati pria.
Baca Juga: Berikut obat herbal yang ampuh menurunkan kadar asam urat tinggi
Pria juga lebih mungkin terkena gout lebih awal, biasanya antara usia 30 dan 50 tahun, sedangkan wanita pada umumnya mengalami tanda dan gejala asam urat setelah menopause.
Meski demikian, patut dipahami bersama, hampir semua kasus asam urat diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, sehingga siapa saja sangat disarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat.
Bisa dibilang asam urat adalah penyakit yang gampang-gampang susah, yakni gampang diterapi, tapi susah dihilangkan karena telanjur diturunkan secara genetik.
Baca Juga: Ingin terhindar dari penyakit asam urat? Ini sembilan cara mencegahnya
Jadi, daripada menyalahkan orangtua, Anda lebih baik mulai mengikuti pola hidup sehat dari sekarang sebagai cara mencegah asam urat. (Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah Asam Urat Lebih Sering Serang Pria?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News