Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang tidak boleh diabaikan. Apalagi jumlah penyandang diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahun.
International Diabetes Federation (IDF) memproyeksikan jumlah penyandang diabetes (usia 20 hingga 79 tahun) di Indonesia berpotensi mencapai 28,6 juta pada 2045 mendatang. Dengan angka itu, Indonesia bertahan di posisi kelima daftar negara dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak di dunia.
Proyeksi tersebut juga menanjak 47% dibandingkan jumlah penyandang diabetes di Indonesia pada tahun 2021 yang mencapai 19,5 juta. Angka ini pun sudah meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir. Ya, penyandang diabetes di Tanah Air pada 2021 melonjak 167% dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak 7,3 juta.
Baca Juga: Inilah 5 Makanan yang Mengandung Kolesterol Baik untuk Tubuh
Pada tahun lalu, jumlah kematian yang akibat diabetes di Indonesia mencapai 236.711. Angka ini meningkat 58% dibandingkan tahun 2011 dengan jumlah kematian 149.872. Saat ini, prevalensi diabetes melitus di Indonesia (usia 20 hingga 79 tahun) mencapai 10,8%.
Secara umum, IDF memperkirakan jumlah penyandang diabetes di dunia dapat mencapai 783,7 juta orang pada 2045. Jumlah ini meningkat 46% dibandingkan jumlah 536,6 juta pada 2021.
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.
Baca Juga: Tidak Perlu Konsumsi Obat! Ini Cara Alami Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat
Kementerian Kesehatan menyebutkan, setidaknya ada lima faktor yang menjadi pemicu diabetes melitus. Pertama, tidak memeriksa gula darah secara teratur. Begitu terdapat gejala seperti lemas, periksakan segera ke dokter.
Kedua, nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang tidak memiliki nutrisi seimbang cenderung meningkatkan gula darah. Menu makanan yang hanya didominasi karbohidrat, lemak dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan kolesterol. Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat nutrisi terserap sempurna.
Ketiga, aktivitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam hanya didominasi kegiatan duduk, maka otot tubuh tidak terlatih dengan baik. Terlebih lagi peredaran darah akan tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam darah tidak dikeluarkan melalui aktivitas fisik yang menghasilkan keringat.
Baca Juga: Efektif Mengelola Gula darah, Ini Cara Konsumsi Jahe untuk Penderita Diabetes
Keempat, mengonsumsi minuman yang disertakan pemanis buatan. Kadar glukosa berlebih dalam darah juga bisa disebabkan pemanis buatan. Mengapa begitu? Karena pemanis sederhana tidak memerlukan waktu lama untuk diserap tubuh, sedangkan pemanis buatan akan bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.
Kelima, camilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak pintar memilih camilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa dalam darah meningkat. Pilihlah dengan pintar camilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri anda, seperti buah, sayur ataupun biji-bijian.
Apabila penyandang diabetes (diabetesi) tidak mampu mengendalikan kadar gulanya, maka dalam tahap dan kondisi tertentu berpotensi menyebabkan komplikasi, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga: 7 Penyebab Perut Buncit Ini Wajib Anda Waspadai, Apa Saja?
Biasanya, setelah 10-15 tahun dari waktu terdiagnosis, prevalensi semua komplikasi diabetes meningkat tajam. Ada beberapa komplikasi yang perlu diketahui dan dihindari, yakni retinopati diabetik atau gangguan mata/penglihatan.
Kemudian komplikasi penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), nefropati diabetik (gangguan ginjal) dan neuropati diabetik (gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki).
Sejatinya, penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan. "Namun bisa dikendalikan dengan disiplin menajalani sejumlah tahapan," ungkap dokter Mery Harita, seorang general parctitioner educator, dalam Webinar Edukasi Kesehatan DKSH bertajuk Si Manis Jembatan Komplikasi, Sabtu (29/1) pekan lalu.
Berikut ini lima pilar yang perlu diketahui dan dijalani para penyandang diabetes untuk mengendalikan gula darah.
1. Edukasi.
Penyandang diabetes perlu mengetahui dari A sampai Z tentang diabetes, mulai pemicu, penyebab hingga memahami bagaimana mengendalikannya. Misalnya, penyandang diabetes mesti mengetahui cara mengontrol gula darah, melakukan aktivitas fisik serta menjaga asupan nutrisi.
2. Terapi Gizi
Dalam pengaturan pola makan, diabetesi harus memperhatikan pola yang disebut 3J (Jumlah, Jenis dan Jadwal). Dari sisi jumlah, ada pembatasan jumlah kalori. Kemudian jenis asupannya berupa makanan yang tinggi serat serta rendah gula. Adapun terkait jadwal, diabetesi bisa membagi asupan makanan enam kali dalam sehari, meliputi tiga kali makanan utama dan tiga kali snack.
Baca Juga: Inilah 5 Manfaat Jamur Kancing untuk Kesehatan Tubuh
Herlina, seorang certified nutritionist menyebutkan, diabetesi perlu mengetahui kebutuhan kalori dalam sehari. Kebutuhan bisa dihitung dengan rumus kebutuhan kalori = 25-30 kkal x berat badan ideal (BBI).
Setelah diketahui kebutuhan kalori harian, maka dapat diketahui bahan makanan sehari-hari berdasarkan standar diet penyandang diabetes. Untuk mengetahui secara detail, diabetesi perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan ahli gizi dan petugas kesehatan.
3. Aktivitas Fisik
Penyandang diabetes harus disiplin melakukan aktivitas fisik, yang memperhatikan frekuensi, intensitas dan jenis aktivitas yang cocok. Misalnya, dari sisi frekuensi, harus dilakukan rutin selama 30 menit per hari (selama lima hari dalam seminggu).
Aktivitas fisik juga perlu dilakukan secara efektif dan maksimal, dengan intensitas moderat. Penyandang diabetes bisa melakukan aerobik selama 30 menit dengan kekuatan sedang, jangan memaksakan ke limit pernapasan yang eksplosif.
Baca Juga: TIdak Hanya Rendah Kalori, Ini Alasan Teh Hijau Baik Dikonsumsi Penderita Diabetes
4. Terapi obat
Tujuan pengobatan agar gula darah mendekati normal maupun menjadi normal. Jangan membeli obat bebas, karena obat diabetes hanya boleh ditebus dengan resep dokter. Obat anti diabetes ada yang dimasukkan secara oral berupa tablet maupun obat dalam bentuk injeksi. Insulin yang diinjeksikan wajib untuk penderita Diabetes tipe 1, sedangkan untuk tipe 2 digunakan obat oral.
Baca Juga: 11 Manfaat Jahe untuk Kesehatan: Turunkan Kolesterol dan Kadar Gula Darah
5. Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)
Aktivitas PGDM adalah pemeriksaan glukosa darah secara berkala yang dilakukan dengan menggunakan glukometer oleh diabetesi maupun keluarganya.
Sudarsono, seorang certified nurse educator menjelaskan, manfaat PGDM antara lain menjaga keselamatan penyandang diabetes, membantu upaya perubahan gaya hidup, serta membantu penyesuaian dosis insulin atau obat hipoglikemik oral.
"Jika dilakukan dengan baik, PGDM dapat menunjang penatalaksanaan diabetes melalui perubahan pola hidup dan berdampak pada perbaikan klinik dan kualitas hidup diabetesi," ungkap dia.
Baca Juga: Segar dan Kaya Vitamin, Ini Manfaat Jus Tomat untuk Penderita Diabetes
Alhasil, pengendalian gula darah yang baik merupakan tujuan penting dan telah terbukti menurunkan risiko komplikasi pada penyandang diabetes. Oleh karena itu, para diabetesi wajib menjalankan lima langkah tahapan pengendalian diabetes secara konsisten dan disiplin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News