Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
Bahaya sisha terhadap Covid-19
Bagaimanapun, bahan utama shisha adalah tembakau, yang artinya memiliki efek berbahaya pada sistem pernapasan dan kardiovaskular. Risikonya sama terhadap infeksi Covid-19. Di sisi lain, kebiasaan menghisap sisha dapat bersifat komunal, itu berarti bahwa satu corong dan selang sering dipakai bergantian antar pengguna.
Selain itu, kebanyakan kafe shisha cenderung tidak membersihkan peralatannya ketika sesi merokok selesai, lantaran membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Hal tersebut meningkatkan potensi penularan penyakit antar pengguna.
Baca Juga: Hindari pakai sarung tangan saat belanja, ini alasannya
Sejalan dengan kebisaan itu, terbukti sisha dikaitkan dengan peningkatan risiko penularan virus pernapasan, virus hepatitis C, virus Epstein Barr, hingga virus tuberkulosis. Pada masa pandemi Covid-19, kebiasaan pertemuan sosial saat menghisap shisha juga memberikan peluang besar untuk virus menyebar.
Terlebih ketika dilakukan di ruang tertutup maka risiko penularan menjadi lebih tinggi.
Merokok tembakau di rumah tetap berbahaya
Pandemi Covid-19 membuat sejumlah negara yang terdampak melakukan kebijakan pembatasan wilayah (lockdown) dan jarak sosial (social distancing) untuk menekan rantai penularan.
Ini membuat sebagian besar orang hampir menghabiskan seluruh waktunya di dalam rumah, termasuk saat melakukan kebiasaan mengisap rokok atau sisha.
Baca Juga: Hore, ada dispensasi pengurusan SIM mati dari kepolisian hingga 29 Juni 2020
Meski demikian, tetap saja tidak aman menggunakan tembakau di rumah, karena ini malah lebih berisiko bagi anggota keluarga lainnya untuk menjadi perokok pasif. Seperti pada anak-anak, mereka sangat rentan terhadap paparan asap rokok, yang telah terbukti meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, asma, hingga infeksi telinga bagian tengah.