Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai menggunakan istilah physical distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran virus corona baru lebih luas.
Jarak fisik, para ahli menyebutnya, sebagai "arah yang tepat" untuk mengekang Covid-19. Penyebaran virus corona tergolong cepat dan telah menjangkit ratusan negara.
Berbagai kebijakan pun dilakukan setiap negara yang mengonfirmasi Covid-19, mulai penutupan bandara hingga pemberlakuan pembatasan terhadap pergerakan warganya.
Melansir Al Jazeera, dalam sebuah konferensi pers harian pada 20 Maret lalu, pejabat WHO mengatakan, menjaga jarak fisik sangatlah penting di tengah pandemi global virus corona.
Baca Juga: Mengenal lagi virus corona, mulai ciri-ciri, bentuk, hingga penyebarannya
Langkah tersebut tidak berarti secara sosial seseorang harus memutuskan hubungan dan komunikasi dengan orang yang dicintai atau dari keluarganya.
"Saat ini, berkat teknlogi yang telah maju, kita bisa tetap terhubung dengan berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain secara fisik," kata Maria Van Kerkhove, ahli epidemiologi WHO.
Menurut Maria, WHO mengubah istilah dengan jarak fisik secara sengaja karena ingin agar orang-orang tetap terhubung. Penyebaran utama virus corona utamanya melalui tetesan pernapasan, terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Oleh karena itu, menjaga jarak fisik yang aman WHO anjurkan untuk mengurangi penularan virus corona. Mereka merekomendasikan menjaga jarak lebih dari satu meter dari orang lain.
Baca Juga: Jangan abaikan, ini 5 gejala ringan virus corona
Sementara beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.
Sejumlah langkah dapat diambil untuk meningkatkan ruang fisik antara orang-orang, termasuk tinggal di rumah lebih banyak, bekerja dari rumah jika mungkin, membatasi tamu di rumah, serta menghindari pertemuan besar dan transportasi umum.
"Social distancing terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang bisa dijaga selama melakukan physical distancing," ujar Profesor Sosiologi di Universitas Stanford AS Jeremy Freese seperti dikutip Al Jazeera.
Freese menambahkan, jarak fisik diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua orang, tetapi kesehatan mental juga penting. Karena itu, isolasi sosial tidak baik untuk kesehatan mental.
Baca Juga: Jauhi gula saat wabah virus corona, ini alasannya
Profesor Psikologi Sosial dan Metodologi Penelitian di London School of Economics Martin W Bauer menyambut baik perubahan WHO dalam penggunaan terminologi ini.
"Sejak awal saya berpikir ini adalah pilihan bahasa yang kurang tepat jika berbicara tentang social distance. Padahal, yang dimaksud sebenarnya adalah physical distance," sebut Bauer.
Bauer menjelaskan, jarak fisik diukur dalam metrik meter atau sentimeter. "Ini adalah jarak geografis dari orang A ke orang B, sedangkan jarak sosial adalah ukuran jarak melintasi batas sosial," tambah Bauer.
Menurut Bauer, penting untuk membedakan antara kedua istilah ini. "Dalam masa-masa aneh saat wabah virus ini, kami ingin jarak fisik yang jelas. Tetapi pada saat yang sama, kami ingin orang-orang tetap dekat satu sama lain secara sosial," kata dia.
Baca Juga: Mau berjemur untuk imunitas cegah corona? Ini jam yang paling baik
Penulis: Vina Fadhrotul Mukaromah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News