Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Sementara beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.
Sejumlah langkah dapat diambil untuk meningkatkan ruang fisik antara orang-orang, termasuk tinggal di rumah lebih banyak, bekerja dari rumah jika mungkin, membatasi tamu di rumah, serta menghindari pertemuan besar dan transportasi umum.
"Social distancing terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang bisa dijaga selama melakukan physical distancing," ujar Profesor Sosiologi di Universitas Stanford AS Jeremy Freese seperti dikutip Al Jazeera.
Freese menambahkan, jarak fisik diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua orang, tetapi kesehatan mental juga penting. Karena itu, isolasi sosial tidak baik untuk kesehatan mental.
Baca Juga: Jauhi gula saat wabah virus corona, ini alasannya
Profesor Psikologi Sosial dan Metodologi Penelitian di London School of Economics Martin W Bauer menyambut baik perubahan WHO dalam penggunaan terminologi ini.
"Sejak awal saya berpikir ini adalah pilihan bahasa yang kurang tepat jika berbicara tentang social distance. Padahal, yang dimaksud sebenarnya adalah physical distance," sebut Bauer.
Bauer menjelaskan, jarak fisik diukur dalam metrik meter atau sentimeter. "Ini adalah jarak geografis dari orang A ke orang B, sedangkan jarak sosial adalah ukuran jarak melintasi batas sosial," tambah Bauer.
Menurut Bauer, penting untuk membedakan antara kedua istilah ini. "Dalam masa-masa aneh saat wabah virus ini, kami ingin jarak fisik yang jelas. Tetapi pada saat yang sama, kami ingin orang-orang tetap dekat satu sama lain secara sosial," kata dia.
Baca Juga: Mau berjemur untuk imunitas cegah corona? Ini jam yang paling baik
Penulis: Vina Fadhrotul Mukaromah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News