Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Momen menyusui tak hanya membuat ikatan antara ibu dan anak semakin erat. Ibu menyusui juga bisa mendapatkan manfaat kesehatan.
Menurut spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Clevelanf Clinic, Sara Wiswell, ibu menyusui bisa mendapatkan manfaat penurunan berat badan. Ibu menyusui juga meminimalisir risiko kanker payudara. Sayangnya, tidak semua wanita bisa menyusui dengan lancar karena berbagai faktor.
Baca juga: Menyedihkan, kasus perdagangan bayi di Iran marak terjadi, bayi dijual Rp 7 juta
"Tantangan terbesar yang dihadapi banyak ibu adalah kembali bekerja. Memiliki seorang bayi yang baru lahir bisa menjadi tantangan tersendiri, dan kembali bekerja akan semakin menambah tekanan," ucap Wiswell.
Oleh karena itu, Wiswell menyarankan para ibu yang bekerja untuk melakukan persiapan secara menyeluruh, terutama mencari tahu di mana ia bisa memompa asi dan menyesuaikan jadwal menyusui dengan rutinitas kerja yang ia lakoni.
Melansir laman Ombusman Republik Indonesia, Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 128 ayat (2) mengatakan ibu mendapatkan jaminan, bahwa selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
Bahkan fasilitas khusus bagi ibu menyusui tersebut diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik juga menyatakan agar instansi penyelenggara pelayanan publik juga harus menyediakan sarana/prasarana bagi ibu menyusui atau yang sering disebut dengan pojok laktasi.
Baca juga: Bukan sepeda Brompton, inilah sepeda pilihan Sophia Latjuba untuk selamatkan bumi
Aturan tersebut tentu membuat ibu menyusui yang bekerja di swasta atau pada instansi pemerintah, keduanya tetap mendapatkan hak yang sama untuk menyusui.
Meningkatkan produksi ASI
Beberapa wanita memiliki produksi ASI yang kurang stabil sehingga mereka kesulitan ketika harus menyusui sang buah hati. Menurut Wiswell, kondisi tersebut bisa diatasi dengan cara yang mudah. "Amati waktu di mana produksi ASI berlimpah dan diskusikan dengan konsultan laktasi untuk menemukan pasang surut produksi asi, termasuk bagaimana cara kita menyesuaikannya," ucap Wiswell.
Baca juga: Inilah makanan yang boleh dan dilarang bagi penderita asam urat
Jika produksi ASI mengalami penurunan, para ibu menyusui bisa melakukan teknik berikut:
1. Meningkatkan frekuensi menyusui
Ibu menyusui disarankan menambah sesi menyusui. Jika Anda harus bekerja di luar rumah, cobalah pada malam hari, pagi, atau akhir pekan.
2. Menambah frekuensi pompa ASI
Ibu menyusui perlu menambah intensitas pompa ASI selama lima hingga 10 menit setiap hari. Itu akan mengirimkan sinyal pada tubuh untuk meningkatkan produksi air susu.
3. Pijat payudara atau kompresi
Cara ini bisa meningkatkan aliran ASI saat ibu menyusui atau memompa.
4. Hindari stres dan dehidrasi
Stres dan kurang istirahat pada ibu menyusui akan menghambat produksi ASI. Selain itu, asupan cairan dan tingkat nutrisi ibu menyusui juga sangat berperan dalam produksi air susu.
5. Konsumsi zat atau makanan penambah
ASI Jenis makanan tertentu juga membantu meningkatkan produksi air susu pada ibu menyusui. Makanan tersebut antara lain oatmeal, wortel, buah bit, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Pertamina berencana hapus BBM Premium & Pertalite, bagaimana respon Menteri ESDM?
Jika tidak bisa membrikan ASI secara ekslusif, Wiswell menyarankan para ibu ibu menyusui bisa mencoba kombinasi pemberian ASI dan susu formula. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sang buah hati
(Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbagai Hal Perihal Menyusui yang Harus Diketahui Wanita",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News