Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Mengatur pola makan adalah kunci penting yang harus dijalani penderita asam urat. Penderita asam urat harus memperhatikan makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi guna mencegah serangan asam urat yang menyakitkan.
Melansir Health Line, penyakit asam urat atau gout disebabkan oleh pembentukan kristal urat di jaringan tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi di sekitar sendi dan menghasilkan jenis arthritis yang menyakitkan.
Baca juga: Harga mobil bekas Chevrolet Captiva Juni 2020 semakin murah, mulai dari Rp 60 juta
Dalam banyak kasus, penyebab pasti gout atau hiperurisemia memang tidak diketahui. Namun, dokter percaya penyakit asam urat mungkin terjadi karena kombinasi dari faktor keturunan, hormonal, dan makanan.
Maka dari itu, pengaturan menu makanan memang menjadi salah satu kunci dalam pengendalian penyakit asam urat. Melansir Buku Menu dan Resep untuk Penderita Asam Urat (2008) oleh Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dan Ir. Trina Astuti, MPS., untuk menurunkan risiko terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah maupun tumpukan asam urat di persendian, perlu dilakukan modifikasi diet atau pola makan.
Modifikasi diet yang dimaksud bukan hanya membatasi makanan yang mengandung purin, tapi menyangkut berbagai zat gizi lainnya. Berikut ini pilihan makanan untuk penderita asam urat yang dianjurkan:
1. Penuhi kebutuhan karbohidrat
Karbohidrat bagi penderita asam urat merupakan sumber energi utama. Maka dari itu, karbohidrat yang perlu diberikan kepada penderita asam urat relatif dalam jumlah yang tinggi, yakni 65-75 persen dari total kalori yang didapatkan tiap hari.
2. Batasi asupan protein
Asam urat terbentuk dari metabolisme purin. Sementara purin merupakan bagian dari nukleoprotein. Pengaruh makanan pada proses pembentukan dan pemecahan purin sangat sedikit.
Jadi, pembatasan makanan yang yang mengandung asam urat memang tidak dapat menurunkan simpanan asam urat secara bermakna. Meski demikian, penderita asam urat harus membatasi atau menghindari makanan tinggi purin untuk menurunkan stres metabolik (misalnya ketosis dari makanan yang berlebihan) dan mengurangi pemakaian obat-obatan. Oleh karena itu, protein yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang moderat, yakni 1 gram per kg berat badan (BB) atau 10-12 persen total energi.
3. Batasi konsumsi lemak
Lemak yang diasup oleh penderita asam urat atau gout sebaiknya dalam jumlah sedikit, yakni 10-25 persen dari total kalori yang didapatkan tiap hari. Saran tersebut didasarkan pada pertimbangan berikut:
- Pada umumnya, penderita asam urat mempunyai kelebihan berat badan sehingga tujuan pemberian makanan salah satunya untuk mencapai dan memelihara berat badan ideal
- Pembatasan lemak pada diet rendah purin diperlukan untuk menghindari terjadinya asidosis yang membuat urine menjadi lebih asam sehingga menyulitkan ekskresi asam urat.
- Makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti makanan yang digoreng sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan peradangan.
- Pemberian lemak jenuh dianjurkan kurang dari 10 persen dari total kalori yang didapatkan tiap hari.
Sebaliknya, pemberian asam lemak omega 3 lebih diutamakan karena dapat menguatkan kartilago sendi dan menurunkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh peradangan. Makanan yang kata omega 3, antara lain, yakni:
- Ikan Salmon
- Ikan makarel
- Sarden
- Ikan herring
- Tuna
- Ikan air tawar
- Kenari
- Kacang almond
- Biji bunga matahari
Namun, konsumsi ikan makarel, sarden, dan herring sebaiknya tetap dibatasi karena ketiganya mengandung purin yang tinggi.
4. Batasi konsumsi purin
Makanan sehari-hari lebih kurang mengandung 600-1.000 mg purin setiap harinya. Pada kasus asam urat, konsumsi purin dari makanan sebaiknya dibatasi kira-kira 100-150 mg. Berikut ini beberapa makanan yang mengandung purin tinggi (100-1.000 mg purin per 100 gram bahan) yang patut diwaspadai penderita asam urat:
Semua makanan dan minuman yang mengandung alkohol, yakni arak, bir, wiski, anggur, tape ketan, tuak, dan makanan yang beragi
- Bebek
- Angsa
- Ikan kecil (herring)
- Ikan sarden
- Ikan makarel
- Remis
- Kerang
- Kepiting
- Lobster
- Telur ikan
- Makanan yang diawetkan dalam kaleng, seperti kornet, sarden, dan lain-lain Jeroan, misalnya otak, lidah, jantung, hati, limpa, ginjal, dan usus Kaldu daging dalam sup kental, soto ayam, soto sulung, dan opor ayam
- Buah-buahan yang dapat berubah menjadi alkohol di dalam usus, contohnya durian, alpukat, kelapa, kopyor, dan air kelapa. Meskipun kadar purinnya rendah, tetapi dalam jumlah besar dapat menjadi alkohol sehingga konsumsi buah-buahan tersebut harus dibatasi