kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Seluk-beluk penularan virus corona tanpa gejala


Selasa, 07 April 2020 / 01:00 WIB
Seluk-beluk penularan virus corona tanpa gejala


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

4. Bagaimana mencegah penularan asimtomatik?

Cara terbaik yang bisa orang lakukan saat ini adalah tetap di rumah. Walaupun merasakan sehat, alangkah baiknya tetap berada di rumah.
Selain itu, menjaga jarak fisik juga perlu. Jarak fisik tidak berdasarkan pada siapa yang sakit, tapi semua orang harus menjaga jarak fisik.

"Di dalam populasi, pesan yang disampaikan harus kuat dan konsisten, serta diulang. Pesan itu adalah menjaga jarak sosial (jarak fisik) maksimum," kata Profesor Pediatri di Fakultas Kedokteran John Hopkins Dr. Raphael Viscidi.

Bukan cuma itu, semua orang wajib menggunakan masker, baik yang sakit maupun sehat. Gagasannya adalah, masker bisa membantu mencegah penularan, terutama dari orang tanpa gejala yang belum menyadari bahwa mereka terinfeksi.

Pengujian juga perlu, karena bisa memberitahu orang-orang, apakah mereka sakit sebelum gejala muncul. Juga mendorong mereka melakukan isolasi diri.

Baca Juga: Berikut 5 gejala ringan virus corona, jangan abaikan!

5. Berapa jarak aman dari penularan asimtomatik?

Sementara hal-hal yang masih belum diketahui berkaitan dengan asimtomatik adalah soal jarak aman. Dengan ada pengetahuan baru mengenai asimtomatik, jarak aman perlu diperbarui.

Peneliti belum mengetahui jarak aman atau seberapa jauh seseorang harus berdiri agar terlindungi dari tetesan virus corona. WHO mengatakan, jarak aman sejauh satu meter, sedangkan versi CDC adalah dua meter.

Sementara penelitian pakar dinamika fluida di Massachusetts Institute of Technology Lydia Bourouiba menyebutkan, kecepatan pernapasan puncak dapat menciptakan awan yang menjangkau tujuh hingga delapan meter.

Penulis: Nur Fitriatus Shalihah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Hal Baru soal Penularan Virus Corona Tanpa Gejala"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×