kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penggunaan masker saat berolahraga tetap aman, asal memenuhi syarat berikut


Senin, 12 Oktober 2020 / 06:05 WIB
Penggunaan masker saat berolahraga tetap aman, asal memenuhi syarat berikut


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan masker saat berolahraga di masa pandemi covid-19 sempat memantik polemik. Padahal, berolahraga maupun memakai masker menjadi hal penting yang diperlukan saat masa pandemi. Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan agar keduanya berjalan beriringan.

Spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto menegaskan, pada masa pandemi covid-19 ini, menjaga imunitas tubuh menjadi hal yang paling penting. Olahraga, merupakan salah satu pilar utamanya, bersamaan dengan pola makan sehat dan berimbang, ketenangan jiwa dan pengelolaan stres. Asupan vitamin tambahan juga perlu sesuai kebutuhan.

Meski penting, Michael memberikan catatan dalam melakukan olahraga di masa pandemi. Menurut dia, harus ada kategorisasi olahraga yang bukan semata-mata dari jenis aktivitasnya, melainkan dari intensitasnya yang ringan, sedang dan berat. 

Merujuk pada panduan hidup aktif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), Kurva huruf  J atau bentuk tanda ceklis menjadi penggambaran hubungan antara intensitas berolahraga dan risiko mengalami infeksi penyakit.

Baca Juga: Aman berolahraga dengan masker di masa pandemi

Titik awal kurva tersebut yang berada di titik paling kiri memperlihatkan titik dimana kemungkinan terinfeksinya seseorang bila tidak berolahraga. Titik terendah dari kurva itu berada di tengah, yang menunjukkan bila berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang, maka risiko yang dihadapi menjadi terendah.

Sementara itu, di titik paling kanan menunjukkan jika berolahraga dengan intensitas berat malah berpotensi untuk mengalami risiko terinfeksi tertinggi termasuk terinfeksi Covid-19 dan juga cedera maupun gangguan kesehatan lain.

Dengan begitu, dalam aktivitas olahraga setiap orang memiliki intensitas yang berbeda sesuai kebutuhan. "Olahraga berintensitas ringan sampai sedang itu untuk kesehatan, bagus dalam menjaga imunitas pada masa covid-19," kata Michael kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10).

Intensitas olahraga ini kemudian menjadi rujukan bagaimana penggunaan masker saat berolahraga. Merujuk pada anjuran PDSKO, Michael mengungkapkan bahwa, pertama, jika olahraga dilakukan di dalam rumah maka dimungkinkan untuk tidak memakai masker. Dengan catatan, anggota keluarga sudah bertanggung jawab untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya.

Kedua, jika ingin berolahraga di dalam atau di luar rumah, pastikan dalam kondisi sehat. Ketiga, jika berolahraga di luar rumah, maka dianjurkan untuk memakai masker.

Baca Juga: Ini tempat umum yang paling longgar dalam penerapan protokol kesehatan

Apalagi, ada Peraturan Daerah (Perda) yang mewajibkan semua orang untuk memakai masker saat keluar rumah. "Karena kita tidak tahu berinteraksi dengan siapa, mungkin juga melewati kerumunan atau berada di daerah merah bahkan hitam, jadi harus pakai masker," kata Michael yang juga merupakan Direktur Slim & Health Sport Therapy tersebut.

Michael menekankan bahwa memakai masker akan aman ketika kita berolahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. "Tidak perlu khawatir sesak pada saat pakai masker, enggak masalah kok. Yang bermasalah kalau olahraganya dengan intensitas berat, ya itu akan sesak," ujar dia.

Michael juga menerangkan ada banyak jenis masker yang biasa digunakan, misalnya masker N95, masker bedah ataupun masker kain. Yang perlu diketahui adalah penggunaan masker N95 akan sangat mempengaruhi fungsi pernafasan penggunanya karena itu hanya diperuntukkan bagi petugas medis, misalnya di ruang-ruang isolasi dan ICU.

Sedangkan masker bedah lebih rendah memampukan untuk menyaring udaranya sehingga pada pemakaiannya tidak terlalu menyesakkan. Adapun masker kain lebih nyaman saat dipakai. Oleh sebab itu, dari ketiga jenis masker di atas, untuk berolahraga di luar ruang lebih dianjurkan menggunakan masker bedah atau masker kain yang banyak di pasaran.

Baca Juga: Agar tetap higienis, simak tips memilih dan merawat masker kain berikut

Michael meningkatkan, penggunaan masker dapat bertindak sebagai barrier antara udara luar dan hidung maupun mulut yang akan menyaring udara sampai dengan 90% dan sama sekali tidak menghentikan aliran udara pernafasan. "Dengan demikian penggunaan masker tidak akan mengganggu pernafasan termasuk juga saat berolahraga dengan intensitas ringan sampai dengan sedang karena di saat itu tubuh tidak membutuhkan udara pernafasan dalam jumlah banyak," sambungnya.

Terpisah, praktisi olahraga Matias Ibo juga menyoroti bahwa intensitas olahraga saat pandemi covid-19 tidak bisa dipukul rata untuk setiap orang. Ini juga yang membuat penggunaan masker saat berolahraga bisa berbeda-beda untuk setiap orang. 

Hal penting adalah bagaimana memilih jenis masker, bahan dan ketebalannya. Itu untuk memastikan sirkulasi udara atau pergantian oksigen dan karbondioksida bisa terjadi dengan baik. 

Dengan bijak dalam memilih masker yang sesuai, Ibo pun menyarankan agar anjuran pemerintah untuk menggunakan masker tetap ditaati. "Kita ikuti saran dari pemerintah, kita hargai hukum yang berlaku, dan membantu dari sisi itu. Tapi kita juga tetap harus bijaksana dalam menggunakannya," kata Ibo.

Baca Juga: Piknik Saat Pandemi Corona

Jika dalam keadaan sesak dan capek yang berlebih, Ibo menyarankan agar segera mencari tempat yang aman dari kerumunan, lalu melepas masker sementara, sambil mengatur pernafasan. "Yang penting harus bijaksana dalam menggunakannya, dengan memilih momen dan tempat yang tepat," imbuh dia.

Pengalaman serupa dirasakan oleh Direktur Utama Krakatau Steel (KRAS) Silmy Karim. Bos perusahaan baja plat merah itu mengaku lebih giat berolahraga selama pandemi covid-19. Diawali dengan jalan sehat 5 km-7 km setiap hari, saat ini Silmy rutin bersepeda 5 kali dalam seminggu.

"Sekarang jadi lebih sering dan serius. Lebih sadar kesehatan agar stamina dan daya tahan tinggi," kata Silmy kepada Kontan.co.id, Sabtu (10/11).

Silmy berupaya menerapkan protokol termasuk memakai masker selama berolahraga. Namun, penggunaannya secara fleksibel, jika sudah merasa sesak masker pun dibuka sejenak. "Masker dipakai, kalau tidak nyaman terpaksa buka tutup. Kalau sesak, ya dibuka," ujarnya.

Baca Juga: Ini pilihan masker petinggi Tourindo Guide Indonesia dan Darmi Bersaudara

Sekretaris Perusahaan PT Ifishdeco Tbk (IFSH) Christo Pranoto juga rutin berolahraga selama pandemi covid-19. Memanah, menjadi olahraga favorit Christo di luar rumah. Hobinya itu sempat terhenti selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Baru sebulan ini Christo kembali aktif memanah dengan sejumlah pembatasan.

Baginya, masker tetap dipakai selama berolahraga. Hanya saja, ketika sedang memanah, biasanya masker dilepas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. "Olahraga dengan masker, tapi saat memanah dilepas karena butuh anchoring di dagu saat membidik dan nafas sesak dengan masker. Tapi ketika sedang tidak memanah, seperti saat ambil anak panah dan counseling dengan pelatih, saya pakai masker," pungkas Christo.

Baca Juga: Jaga Jarak Masih Kurang, Ini Tingkat Kepatuhan Masyarakat dalam Protokol Kesehatan

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×