Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.
Padahal rumah sakit tidak memberikan obat khusus untuk pengobatannya. Menurut Roy ia hanya dibekali antibiotik untuk 5 hari serta vitamin C,B, dan D.
Memang secara mental Roy mengaku sangat terbantu oleh dukungan banyak orang. Konjen RI di New York, para Ibu Dharma Wanita di Konjen RI, motivator Tung Desem Waringin, para pendeta, dan rekannya-rekan lainnya terus memberikan dukungan moral.
“Saya juga sering konsultasi dengan dokter Alfin, dokter Indonesia yang sedang studi kedokteran di New York dan dokter Budi teman saya yang ada di Philadelphia,” tambah Roy.
Menurut Roy salah satu gerakan yang disarankan para tenaga medis untuk penderita Covid-19 adalah tidur tengkurap. “Cukup 20 menit. Saat dadanya tertekan, diharapkan akan melawan dan bisa membantu menguatkan otot-ototnya,” terang Roy.
Selama masa isolasi, Roy masih aktif rapat, memberikan kelas, bahkan memberikan ujian untuk S-3. “Kebetulan kan semuanya dilakukan dengan online,” tambahnya.
Waktu KONTAN menghubungi Kamis (30/4) pagi, Roy yakin ia sudah sembuh dari Covid-19 walau belum melakukan tes ulang. “Saya baru akan tes swab minggu depan,” tuturnya.
Menurut Roy, walau New York kota dengan penderita covid-19 terbesar di Amerika, pemerintah kotanya bertindak dengan sangat luar biasa. “Mereka melakukan swab tes massal. Itulah sebabnya dalam 1 minggu terakhir ini kurvanya mulai landai,” jelas Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News