Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti yang merupakan penyebab demam berdarah atau DBD sebenarnya bisa dilihat dari penampakan fisik. Lalu, apa saja perbedaan nyamuk DBD dan nyamuk biasa?
Seperti diketahui, nyamuk Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang membawa berbagai virus alias tak hanya DBD. Beberapa penyakit yang bisa dibawa nyamuk ini seperti demam kuning, zika, dan chikungunya.
Uniknya, hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menyebarkan virus tersebut, sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menjadi inang virus.
Di negara tropis seperti Indonesia, nyamuk Aedes aegypti bisa berkembang biak sangat baik. Iklim lembab dan curah hujan tinggi sangat mendukung pertumbuhan populasinya.
Baca Juga: Inilah cara mencegah demam berdarah, gejala, dan penyebabnya
Ciri nyamuk Aedes aegypti
Dilansir dari Britannica, ciri nyamuk Aedes aegypti secara fisik adalah biasanya berwarna hitam dengan dengan tubuh ramping.
Selain itu, pola sisik pada perut dan dada yakni belang antara terang dan gelap. Pola yang biasanya berwarna hitam putih secara bergantian ini juga bisa ditemukan pada kakinya.
Secara khusus untuk ciri nyamuk Aedes aegypti betina dibedakan oleh bentuk perut, yang ujungnya lebih panjang dari sayap. Sementara di bagian depan, mulutnya lebih pendek dari belalai.
Spesies nyamuk Aedes sebenarnya sangat banyak di dunia. Genus nyamuk ini mencapai lebih dari 950 spesies nyamuk (ordo Diptera).
Beberapa gigitan anggotanya bisa berdampak serius dan menjadi vektor penyakit, baik pada hewan maupun manusia.
Nyamuk Aedes, termasuk Aedes aegypti, sebenarnya berasal dari benua Afrika, yang kemudian ikut terbawa oleh perjalanan manusia sejak ratusan tahun lalu ke berbagai belahan dunia.
Beberapa spesies aslinya menyebar dengan luas di luar Afrika, termasuk ke wilayah yang sebelumnya tidak mendukung nyamuk untuk berkembang biak. Perubahan iklim juga disebut-sebut jadi penyebab utamanya.
Baca Juga: Tersedia di pasar sampai swalayan, ini 6 bahan alami yang efektif meredakan demam
Sarang dan berkembang biak
Kemudian, perbedaan nyamuk DBD dan nyamuk biasa lainnya adalah tempat bersarang. Nyamuk Aedes aegypti bersarang dan bertelur di genangan air yang jernih.
Sehingga di lingkungan pemukiman, nyamuk ini mudah ditemui pada penampungan air. Nyamuk ini juga bisa berkembang biak dengan subur di tangkai maupun pohon yang berlubang.
Siklus hidup nyamuk Aedes terdiri dari empat tahap meliputi fase telur, larva, pupa, dan dewasa. Nyamuk dewasa muncul mulai dari tujuh hari hingga beberapa minggu setelah telur menetas.
Betina menyimpan telur berwarna hitam secara tunggal pada permukaan yang lembab, misalnya lumpur, dekat dengan garis air di lokasi yang mengalami banjir, seperti rawa-rawa, lubang pohon, atau di titik antara daun dan batang.
Benda-benda buatan manusia, seperti pot tanah liat, wadah plastik, dan ban, adalah tempat bertelur yang umum.
Setelah direndam dalam air, telur menetas secara berkelompok, suatu proses yang dapat berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu. Sebab, beberapa telur memerlukan beberapa kali perendaman dalam air sebelum menetas.
Baca Juga: Kenali Berbagai Jenis Penyakit Kista yang Terjadi pada Laki-Laki
Telur dapat bertahan lama dalam kondisi kering dan mempertahankan kelangsungan hidup selama berbulan-bulan. Telur juga bisa bertahan dalam kondisi dingin.
Lalu, ciri nyamuk Aedes aegypti pada fase larva, yakni hidup di air, biasanya tergantung terbalik pada permukaan air, di mana mereka menggunakan siphon pernapasan tebal pendek untuk mengambil oksigen dari udara di atas air.
Larva terus berkembang menjadi pupa, yang kemudian berubah menjadi dewasa yang muncul di permukaan air. Dalam dua hari setelah muncul, nyamuk Aedes dewasa kawin, dan nyamuk betina kemudian memakan darah pertama mereka.
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti berikutnya yakni nyamuk ini sangat aktif di pagi dan sore hari. Namun, tak menutup kemungkinan nyamuk juga bisa menggigit di malam hari.
Itulah beberapa ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini menyebar sangat cepat di musim hujan. Jadi untuk pencegahan, sebaiknya bersihkan lingkuran sekitar, terutama pada potensi genangan air jernih di musim hujan seperti sekarang.
Selanjutnya: Meskipun Pahit, Ternyata Brotowali Memiliki Manfaat Yang Baik Untuk Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News