Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada banyak influencer kebugaran (fitness influencer) yang bisa kita temukan di media sosial. Banyak di antara mereka yang kreatif dalam membuat konten sehingga menarik perhatian warganet.
Tapi, potensi penyebaran informasi yang kurang akurat juga sangat besar. Tak semua figur yang masuk kategori influencer sudah menyampaikan informasi kebugaran yang tepat.
Faktanya, sebuah penelitian terbaru tentang konten kebugaran yang dilakukan TikTok menemukan ada 27% video yang dianalisa ternyata memberikan informasi tentang postur (form) atau saran yang salah. Di antara informasi salah tersebut, latihan kettlebell swings adalah yang paling sering salah dipraktikkan, yakni 80%.
Tapi, orang-orang awam kemungkinan tidak akan tahu bahwa itu salah. Hanya karena seseorang punya tubuh yang tampak ideal dan punya pengikut banyak di media sosial, bukan berarti mereka sebetulnya punya kredibilitas yang cukup untuk memberikan saran kebugaran.
Baca Juga: Bosan dengan olahraga yang sama? Coba variasi berikut
Pelatih kebugaran sekaligus pendiri Bel, Liam Cavanagh, adalah salah satu yang merasa gerah dengan banyaknya influencer yang memberikan saran kebugaran dan pola makan, serta mendapatkan keuntungan finansial dari situ, padahal tidak punya kredibilitas yang cukup untuk berbagi. Bel yang didirikan oleh Cavanagh merupakan situs yang membantu orang-orang menemukan pelatih kebugaran tersertifikasi.
Mengikuti saran dari fitness influencer yang tidak tepat bukan hanya menghalangi kita mencapai target kebugaran yang ingin diraih, tetapi juga bisa berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan. Cavanagh menyebutkan, setidaknya ada lima hal yang perlu kita perhatikan sebelum mengikuti saran dari seorang influencer di media sosial:
1. Apakah dia berbagi konten edukatif?
Meskipun banyak influencer yang membagikan informasi tidak tepat, banyak pula yang berbagi informasi bermanfaat berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Satu hal yang perlu kita ketahui adalah, pelatih kebugaran yang benar-benar ingin membantu orang lain dan membagikan informasi yang baik tidak akan memenuhi lini masa media sosialnya dengan konten yang tidak lebih dari sekadar memamerkan bentuk tubuhnya.
Jadi, lihat apa yang sering dibagikan oleh influencer itu lewat konten-kontennya. "Apakah konten yang dibagikannya tampak mendidik dan ada sesuatu yang bisa kita pelajari? Atau sebetulnya hanya sekadar menyombongkan hal-hal yang penting di hidup mereka," ungkap Cavanagh, seperti dilansir Business Insider India.
Baca Juga: Simak bahaya minum pil pelangsing dan diet ketat
2. Kebanyakan mengunggah promosi produk
Tak ada yang salah dengan konten promosi atau sponsor di media sosial. Namun, penting untuk diperhatikan seberapa sering influencer mengunggah konten tentang promosi produk dan cermati pula produk apa yang mereka promosikan. Promosi produk-produk yang menjanjikan hasil instan, seperti teh detoks untuk langsing, menjadi salah satu tanda bahwa kita harus waspada.
"Jika unggahan seorang influencer didominasi dengan konten seperti, "Kamu harus membeli produk ini," "Aku punya kode promo untuk produk ini," dan lainnya dan unggahan dia didominasi promosi tanpa memberi saran soal kebugaran, itu juga perlu diwaspadai," kata dia.
3. Kurang pengalaman dan kualifikasi
Menurut Cavanagh, ini adalah masalah yang besar. Hanya karena seseorang menuliskan kualifikasinya di biodata media sosial, bukan berarti dia memang memilikinya. Jika tidak yakin, Anda bisa bertanya langsung atau mencari tahu tentang dia di internet.
Cari tahu pula tentang pengalamannya. Selain itu, jangan tertipu dengan kata-kata, sebab setiap orang bisa melabeli dirinya sebagai "pelatih". Tapi, sering kali itu tidak berarti setara dengan kualifikasinya.
Baca Juga: 6 Tempat berisiko tinggi penularan virus corona mengacu WHO
4. Melakukan pendekatan "satu olahraga cocok untuk semua"
Semua pelatih kebugaran yang baik tahu betul bahwa kesehatan dan kebugaran bukanlah sesuatu yang cocok untuk semua orang. Jadi, jika seorang influencer bersikeras menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya juga bisa berhasil untuk orang lain, maka itu adalah tanda yang harus diwaspadai.
"Peran seorang pelatih kebugaran adalah menemukan metode yang bekerja untuk satu individu untuk kemudian dikembangkan," kata dia. Perlu dipahami bahwa meskipun kamu makan dan berolahraga persis sama dengan pola yang dijalani influencer, belum tentu kita bisa mencapai target yang sama dengan dia karena perbedaan faktor genetik.
Baca Juga: Catat, ini 7 makanan pembakar lemak yang bisa membantu diet
5. Fokus pada hasil jangka pendek
Mungkin saja foto atau video "sebelum" dan "sesudah" yang diunggah oleh influencer tentang dirinya atau kliennya juga perlu diperhatikan. Konten-konten itu mungkin memang meyakinkan, tapi bisa saja dia hanya membeberkan sedikit informasi saja.
Selain itu, transformasi bentuk tubuh yang terjadi dalam waktu singkat juga perlu dipertanyakan. Sebab, kita tentunya menginginkan perubahan yang bertahan untuk jangka waktu lama, bukan?
Beberapa pelatih kebugaran yang ada di media sosial lebih berfokus pada estetika saja atau penampilan. Nah, apakah itu yang benar-benar kita cari? Jadi, ketahui dulu tentang target kebugaran yang ingin kita capai.
Jika memang ingin mengikuti saran influencer atau menggunakan jasanya sebagai pelatih kebugaran, cobalah cari tahu lebih dalam terlebih dahulu. Menurut Cavanagh, kita juga bisa menghubungi kliennya yang sebelumnya untuk bertanya tentang program yang diberikan influencer tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jangan Asal Ikuti Saran Kebugaran dari Influencer, Cermati Dulu 5 Hal Ini.
Editor: Nabilla Tashandra
Baca Juga: Jaga kondisi tubuh dengan 5 makanan sehat ini, yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News