Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Anosmia adalah gejala paling umum yang muncul saat seseorang terinfeksi virus corona baru.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (30/11), pada awal tahun saat virus corona mulai menyebar, ahli mengatakan, demam dan batuk kering adalah gejala umum Covid-19.
Beberapa bulan kemudian, ahli menemukan, orang yang terinfeksi virus corona mengalami kehilangan indra penciuman dan perasa.
Setelah itu, muncul laporan, orang yang terinfeksi virus corona baru, penyebab penyakit Covid-19, juga mengalami sakit perut, kelelahan, dan kabut otak.
Namun, data terbaru yang dihimpun peneliti di Office for National Statistics (ONS) menunjukkan, gejala yang paling sering dilaporkan orang yang terjangkit virus corona adalah kehilangan indra penciuman atau perasa, yang disebut anosmia.
Baca Juga: Campak bisa sebabkan kematian, ini gejala dan komplikasinya
Mengenal anosmia
Anosmia adalah hilangnya indra penciuman sebagian atau seluruhnya. Dilansir dari Healthline, kehilangan indra penciuman tersebut mungkin bersifat sementara atau permanen.
Penyebab anosmia sementara adalah iritasi lapisan hidung, seperti alergi atau pilek. Sementara hilangnya penciuman secara permanen dapat disebabkan oleh kondisi serius yang memengaruhi otak atau saraf, seperti tumor otak atau trauma kepala.
Usia yang semakin tua juga terkadang menyebabkan anosmia. Anosmia biasanya tidak serius, tetapi dapat berdampak besar pada kualitas hidup seseorang.
Orang dengan anosmia mungkin tidak dapat sepenuhnya mencicipi makanan dan mungkin kehilangan minat untuk makan. Ini dapat menyebabkan penurunan berat badan atau malnutrisi.
Anosmia juga dapat menyebabkan depresi karena dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mencium atau merasakan makanan yang nikmat.
Baca Juga: Waspada, pandemi virus corona bisa memperparah OCD pada anak-anak dan remaja
Penyebab anosmia
Anosmia sering kali disebabkan oleh pembengkakan atau penyumbatan di hidung yang mencegah bau sampai ke bagian atas hidung. Namun, anosmia terkadang disebabkan oleh masalah pada sistem yang mengirimkan sinyal dari hidung ke otak.
Berikut beberapa penyebab utama anosmia:
1. Iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung
Iritasi biasanya dipicu oleh infeksi sinus, flu biasa, merokok, influenza, dan alergi. Namun, pilek adalah penyebab paling umum dari hilangnya penciuman sebagian dan sementara. Dalam kasus ini, anosmia akan hilang dengan sendirinya.
2. Penyumbatan saluran hidung
Kehilangan penciuman dapat terjadi jika ada sesuatu yang secara fisik menghalangi aliran udara ke hidung. Hal ini bisa disebabkan oleh tumor, polip hidung, kelainan bentuk tulang di dalam hidung atau septum hidung.
Baca Juga: Awas, pandemi virus corona bisa memperparah OCD pada anak-anak dan remaja
3. Kerusakan otak atau saraf
Di dalam hidung terdapat reseptor yang mengirimkan informasi melalui saraf ke otak. Anosmia dapat terjadi jika salah satu bagian dari jalur ini rusak.
Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan ini, di antaranya adalah usia tua, penyakit Alzheimer, tumor otak, penyakit Huntington, masalah hormonal, dan tiroid yang kurang aktif.
Penyebab lainnya adalah obat-obatan termasuk beberapa antibiotik dan obat tekanan darah tinggi, sklerosis ganda, penyakit Parkinson, skizofrenia, epilepsi, dan diabetes.
Yang juga menjadi penyebab ialah paparan bahan kimia yang membakar bagian dalam hidung, cedera otak atau kepala, operasi otak, malnutrisi dan defisiensi vitamin, terapi radiasi, konsumsi alkohol dalam jangka panjang, dan stroke.
Dalam kasus yang jarang terjadi, orang dilahirkan tanpa indra penciuman karena kondisi genetik. Ini disebut anosmia bawaan.
Baca Juga: Gen misterius ditemukan tersembunyi dalam virus corona
Cara diagnosis anosmia
Dirangkum dari Web MD, jika seseorang mengalami kehilangan penciuman atau tidak bisa mencium bau selama satu atau dua minggu maka lebih baik segera pergi ke dokter.
Dokter akan melakukan endoskopi hidung untuk melihat kemungkinan adanya infeksi. Selain itu, juga bisa dilakukan CT scan, pemindaian MRI, maupun X-ray tengkorak untuk melihat penyebab anosmia secara lebih menyeluruh.
Selanjutnya: Apa itu infeksi campak? Ini penjelasan, gejala, dan komplikasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News