kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan pemerintah baru menggulirkan vaksinasi Covid untuk anak di tahun 2022


Rabu, 17 November 2021 / 16:27 WIB
Ini alasan pemerintah baru menggulirkan vaksinasi Covid untuk anak di tahun 2022
ILUSTRASI. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak di New York, AS, Kamis (4/11/2021). REUTERS/Andrew Kelly


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal November ini, program vaksinasi Covid-19 yang digulirkan Indonesia memasuki babak baru. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) memberi izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 Sinovac untuk kelompok anak-anak berusia 6 tahun hingga 11 tahun.

Mengutip keterangan yang termuat dalam situs resmi Badan POM, pemberian EUA bagi vaksin Covid-19 Sinovac itu menimbang antisipasi kemungkinan bertambahnya kasus infeksi virus corona di kelompok anak-anak. Vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak dinilai semakin perlu, mengingat program belajar tatap muka mulai digulirkan secara bertahap.

Ini tentu kabar yang menggembirakan bagi mereka yang memiliki anak-anak yang berada di rentang usia tersebut. Jika anak-anak sudah mendapatkan vaksin, para orangtua tentu akan lebih tenang saat melepas si anak kembali ke sekolah.

Baca Juga: Pengunjung hotel mulai ramai, protokol kesehatan tak boleh abai

Mengingat, tingkat infeksi virus corona pada anak-anak di negeri ini lumayan tinggi. Lihat saja data yang dipaparkan Badan POM dalam keterangan tertulisnya tentang pemberian EUA vaksin Sinovac untuk anak-anak. Badan POM menyebut, pada bulan Juni, saat tingkat infeksi Covid-19 cukup tinggi, kasus infeksi di kelompok anak-anak cukup banyak. Perinciannya, untuk kelompok usia hingga 5 tahun sebesar 2,9%. Sedangkan untuk kelompok usia 6 tahun hingga 18 tahun mencapai 10%.

Seiring dengan bergulirnya pembukaan sekolah secara bertahap, semakin banyak anak yang akan melakukan aktivitas di luar rumah. Anak-anak yang sudah kembali belajar secara tatap muka, rentan terinfeksi, dan menularkannya ke orang lain. 

Risiko semacam itu tentu akan bisa ditekan apabila semakin banyak anak-anak yang mendapatkan vaksin Covid-19. Sekadar mengingatkan, saat ini baru anak dan remaja yang berada di rentang usia 12 tahun hingga kurang dari 18 tahun yang sudah bisa mendapatkan vaksin. 

Namun yang patut menjadi catatan, program vaksinasi untuk anak di rentang usia 6 tahun hingga 11 tahun memang belum bergulir dalam waktu dekat. Dalam rapat dengar pendapat dengan DPR, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksinasi untuk anak di kelompok usia tersebut baru akan digulirkan pemerintah tahun depan.    
 
Ia juga menyebut syarat yang harus dipenuhi oleh daerah-daerah, sebelum memulai vaksinasi untuk anak berusia 6 tahun hingga 11 tahun. Sebelum bisa menggulirkan vaksinasi anak di rentang usia tersebut, kabupaten atau kota harus sudah nmencapai target dosis 1 lebih dari 70% untuk total sasaran, dan lebih dari 60% untuk populasi lanjut usia. 

Sedang jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk anak-anak berusia 6 tahun hingga 11 tahun diperkirakan mencapai 58,7 juta dosis. "Kita sudah persiapkan (vaksinasi anak) di anggaran tahun depan (2022) karena ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun sehingga dibutuhkan 58,7 juta dosis karena dua kali suntikan," ujar Menteri Budi saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Senin kedua November.

Sebagai pembanding, Menteri Budi memaparkan pengalaman negara-negara lain kala menggulirkan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak di bawah 12 tahun. Ia menyebut, vaksinasi terhadap baru dilakukan setelah cakupan vaksinasi untuk seluruh sasaran mencapai kisaran 60%. 

Baca Juga: Bikin penasaran, ini kabar terbaru vaksin Merah Putih

Budi menyebut Uni Emirat Arab sebagai contoh. Negeri Teluk itu melakukan vaksinasi anak dengan vaksin Sinopharm setelah cakupan vaksinasi lengkap mencapai 70,5%. Sedang Chile menyuntikkan vaksin Sinovac ke anak-anak setelah 71,8% dari populasinya mendapat vaksinasi lengkap. Lalu, Kamboja dan China melakukan vaksinasi anak saat cakupan vaksinasi di masing-masing negara itu mencapai 60% dan 70,8% secara berurutan. 

Ada juga perbandingan tentang jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk anak-anak. Menurut Budi, hingga kini ada tiga jenis vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat untuk anak-anak di berbagai negeri. Masing-masing adalah Sinovac, Sinopharm dan Pfizer.

Catatan saja, pada Sabtu kedua di bulan November, vaksinasi kedua di negeri ini sudah mencapai 83.418.086. Mengingat total sasaran vaksinasi yang berlaku saat ini sebesar 208.265.720, maka cakupan vaksinasi dosis lengkap setara 40,05%.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai menggulirkan berbagai persiapan vaksinasi Covid-19 untk anak-anak, termasuk menyiapkan ketersediaan stok vaksin. Tentu, Kemenkes juga mulai melakukan pendataan anak yang membutuhkan vaksin, dan menjalin koordinasi dengan stakeholder lain. Termasuk dengan sekolah dan fasilitas kesehatan yang akan menjadi pelaksana vaksinasi untuk anak.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Varian gejala Virus Corona ini tetap wajib Anda waspadai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×