Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
2. Obesitas
Menjadi gemuk dapat meningkatkan tekanan pada lambung Anda, membuat gejala GERD lebih buruk. Hubungan yang tepat antara GERD dan obesitas tidak sepenuhnya dipahami, tetapi obesitas dianggap sebagai penyebab potensial dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD.
3. Efek samping obat-obatan
Ada berbagai obat yang dapat memengaruhi risiko GERD dan memperburuk gejala. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menimbulkan efek samping di saluran gastrointestinal (lambung dan usus) saat diminum.
Obat-obatan ini biasanya dikaitkan dengan penyebab tukak lambung dan juga dapat memperburuk heartburn dan iritasi esofagus, mungkin dengan melemahkan atau merelaksasi sfingter esofagus bawah.
Baca Juga: 6 Pantangan kolesterol yang patut diwaspadai
Pada orang yang sudah menderita GERD, obat-obatan ini dapat meningkatkan keparahan gejala. Sementara pada orang yang tidak menderita GERD, penggunaan NSAID jangka panjang dapat berkontribusi untuk mengembangkan GERD Obat resep tertentu juga dapat menyebabkan atau memperburuk gejala GERD.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mulai mengalami gejala apa pun saat menjalani pengobatan.
Berikut adalah beberapa penyebab umum:
Berikut adalah beberapa obat yang umum menjadi penyebab GERD
- Calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis kalsium adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
- Antikolinergik adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan saluran kemih, alergi, dan glaukoma
- Beta-adrenergic agonists yang digunakan untuk asma dan penyakit paru obstruktif
- Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, Tofranil (imipramine), dan Pamelor (nortriptyline) yang digunakan untuk meredakan gejala depresi, bipolar, atau distimia
- Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk alergi
- Obat penghilang rasa sakit resep seperti kodein dan obat-obatan yang mengandung asetaminofen dan hidrokodon
- Progesteron
- Quinidine, yakni obat antimalaria yang digunakan untuk mengobati aritmia jantung dan malaria
- Obat penenang dan benzodiazepin, seperti Valium (diazepam)
- Teofilin adalah obat yang digunakan dalam bronkodilator untuk asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru-paru lainnya
- Diazepam yang digunakan untuk mengobati kejang
- Dopamin yang digunakan pada penyakit Parkinson
- Bifosfonat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis
- Antibiotik, seperti tetrasiklin
- Suplemen kalium
- Suplemen zat besi
Baca Juga: Dari bahan alami, coba 6 rekomendasi obat maag ini