Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Lebih lanjut, riset tersebut membawa lebih banyak bukti bahwa burnout lebih dari sekadar keadaan kurang bertenaga, namun sebuah ketimpangan fisik.
"Hasil studi kami lebih jauh menemukan bahaya yang bisa dialami para penderita kelelahan tersebut bisa saja tidak terkenali," kata Garg.
Studi tersebut menemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat kelelahan vital tertinggi memiliki risiko perkembangan atrial fibrilasi 20% lebih tinggi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan, atrial fibrilasi sebagai bentuk aritmia paling umum diperkirakan dialami oleh sekitar enam juta masyarakat Amerika. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat seiring bertambahnya usia populasi.
Baca Juga: Apa yang terjadi kalau kita minum teh setiap hari?
Pada 2017 tercatat sebanyak 166.793 kasus kematian yang melibatkan kondisi tersebut, yang mungkin saja merupakan gejala permanen atau sementara.
Meskipun studi tersebut menemukan keterkaitan burnout dengan atrial fibrilasi, para peneliti gagal menemukan hubungan antara kondisi jantung dan kemarahan, penggunaan anti-depresan atau dukungan sosial yang rendah.
Garg menyimpulkan komentar terhadap studinya dengan sebuah rekomendasi agar orang-orang berinvestasi untuk kesehatan dirinya sebagai langkah pencegahan.
"Inilah saatnya memikirkan pentingnya menghindari kelelahan dengan menaruh perhatian yang cermat pada tingkat stres sebagai cara untuk membantu menjaga kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan, "katanya. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Kelelahan Kerja Sebabkan Gangguan Jantung",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News