Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Sebagai orangtua, apa yang Anda lakukan di sekitar anak-anak akan meninggalkan dampak bagi mereka.
Tak hanya perlakuan, menurut Amy Morin, psikoterapis dan instruktur di Northeastern University, mengutip CNBC, ungkapan atau kata-kata yang biasanya orangtua lontarkan juga bisa memengaruhi pandangan anak akan dunia serta keyakinan mereka.
Untuk itu, penulis buku 13 Things Mentally Strong People Don’t Do dan 3 Things Mentally Strong Women Don’t Do ini membagikan lima ungkapan yang sebaiknya tidak orangtua katakan kepada anak-anak:
Baca Juga: Bekerja dari luar kantor ternyata bisa mengurangi stres, ini buktinya
1. Kita tidak pernah mampu melakukan itu
Beberapa orang terkadang mengatakan hal tersebut kepada anak ketika mereka meminta sesuatu. Namun, alih-alih bilang Anda tidak mampu, alangkah lebih baik jika mengatakan Anda berusaha untuk mendapatkannya.
Beberapa pasangan orangtua juga sering mengungkapkan kalimat tersebut ketika mereka memiliki masalah finansial. Jika hal ini terjadi, sebaiknya tunjukkan kepada anak-anak bila Anda memiliki kendali khususnya atas keuangan.
Contohnya, jika anak ingin pergi ke taman hiburan. Kalau Anda tidak mampu maka beri pengertian bila saat ini Anda tidak bisa mewujudkan keinginannya.
Namun, jangan lupa untuk mengatakan jika Anda berusaha agar mereka bisa ke sana entah bulan depan atau tahun depan. Setelah itu, pertimbangkan cara untuk mewujudkan hal tersebut, seperti menabung bersama.
Anda bisa menyiapkan wadah atau stoples agar anak bisa menabung untuk mewujudkan keinginannya.
Baca Juga: Terlalu banyak minum air ternyata juga berbahaya, simak tanda-tandanya
2. Kamu membuatku sangat marah
Sebagai orangtua, penting untuk tetap tenang dan menahan keinginan untuk menyalahkan anak-anak. Alih-alih marah untuk hal yang Anak lakukan, Anda bisa merespons dengan cara yang berbeda.
Anda bisa mengatakan, jika tidak suka anak melakukan hal tersebut. Setelah mengutarakan isi pikiran, Anda bisa menjelaskan alasannya.
Penjelasan ini penting agar anak-anak memahami bagaimana perilaku mereka dapat memengaruhi orang lain. Ini bisa mendorong mereka agar lebih menyadari dan belajar memahami perasaan orang lain dan bukan hanya perasaan mereka sendiri.
Baca Juga: Minum kopi baik untuk kesehatan usus, benarkah?
Selain itu, dengan tetap tenang, Anda mengajarkan kepada anak agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan perasaan mereka sendiri dan mengelola emosinya. Bukan hanya itu saja, Anda juga mengajari mereka untuk tidak mudah menyalahkan orang lain atas perasaan mereka.
Tentu, ini memang sangat mudah untuk Anda katakan. Jika kelepasan dan marah kepada anak-anak, Anda bisa langsung meminta maaf kepada mereka.
3. Saya benci pekerjaan saya
Terkadang banyak orang yang menumpahkan kekesalannya akan masalah pekerjaan di rumah. Ini mungkin biasa saja dilakukan, tapi perlu diingat anak-anak bisa merasakan apa yang Anda rasakan.
Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan, sikap orangtua tentang kehidupan memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan anak-anak, terutama menyangkut prestasi akademik mereka.
Lebih jauh, mengeluhkan pekerjaan Anda di sekitar anak-anak bisa membuat mereka mengira jika bekerja memang tidak menyenangkan. Akibatnya, mereka mungkin akan tumbuh dengan kepercayaan tentang hal itu.
Baca Juga: Mengenal encephalitis, penyakit yang merenggut nyawa pemain Timnas U-16
4. Saya harus pergi kerja
Ada beberapa orangtua yang mengatakan kepada anak bahwa mereka harus pergi bekerja atau ke suatu tempat karena tidak mau repot menjelaskan tujuan sebenarnya. Jika setiap akan pergi ke suatu tempat Anda melakukan hal ini, maka bisa menyiratkan kepada anak jika terpaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin Anda lakukan.
Untuk itu, jika ingin bepergian atau melakukan aktivitas tertentu, perlihatkan kepada mereka bila Anda bisa mengatur waktu sendiri. Anak-anak akan tumbuh dan memahami bahwa hidup adalah tentang pilihan yang mereka buat.
5. Semuanya akan baik-baik saja
Tentu saja, kalimat positif ini bisa Anda katakan dalam situasi tertentu. Tapi, jika anak Anda gagal dalam sesuatu, misalnya, tidak bisa memenangkan lomba atau tak terpilih dalam tim olahraga, maka yakinkan mereka untuk menerima hal itu.
Baca Juga: Turunkan jumlah perokok, Indonesia bisa tiru Jepang
Anda bisa mengajari mereka untuk menerima semua hal, bahwa mereka cukup kuat untuk menerima dan menjalani kegagalan tersebut. Jika anak Anda belum bisa menerimanya, hibur mereka dan tegaskan kalau masih ada peluang lain di masa depan.
Setelah itu, dorong mereka untuk terus berlatih dan mencoba lagi ketika mereka merasa siap. Dengan melatih dan membimbing anak-anak melalui masa sulit, mereka akan lebih siap untuk menangani hal-hal buuk dan kegagalan di masa depan.
Penulis: Rosiana Haryanti
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hati-hati Para Orangtua, 5 Kalimat Ini Bisa Runtuhkan Dunia Anak-anak"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News