kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak risiko kesehatan di pesawat, ini tips sehat selama terbang


Jumat, 06 Maret 2020 / 08:32 WIB
Banyak risiko kesehatan di pesawat, ini tips sehat selama terbang
ILUSTRASI. Banyak orang merasa tidak begitu aman untuk masuk pesawat dan menempuh perjalanan ribuan meter di atas permukaan bumi


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak orang merasa tidak begitu aman untuk masuk pesawat dan menempuh perjalanan ribuan meter di atas permukaan bumi. Namun, pesawat terbang adalah salah satu moda transportasi yang paling aman. Tetapi bagaimana dengan kondisi di dalam pesawat?

Berikut sejumlah masalah kesehatan yang sering terjadi di pesawat, khususnya pada penerbangan jarak jauh. Pesawat terbang terkenal sebagai tempat berkembang biak bakteri. Namun penilaian ini bisa jadi tidak adil.

Meskipun pesawat terbang berkontribusi pada penyebaran epidemi, penularan penyakit lebih disebabkan oleh perpindahan orang dari satu negara ke negara lain. Tidak ada bukti bahwa ketika seseorang berada di dalam pesawat, bahaya terkena infeksi lebih tinggi daripada ketika misalnya berdiri di antrian kontrol keamanan.

Baca Juga: Lagi musim hujan, cegah virus flu dengan cara sederhana ini

Risiko infeksi saat terbang tidaklah lebih tinggi daripada infeksi di rata-rata gedung perkantoran. Menurut WHO, udara dalam pesawat diganti sebanyak 20 hingga 30 kali dalam satu jam dengan cara menyedot udara luar yang segar ke dalam pesawat. Udara yang jenuh kemudian didaur ulang.

Di sebagian besar pesawat modern, udara bahkan melewati filter HEPA. Filter-filter ini sangat baik sehingga bisa menyaring virus dan bakteri.

Tidak ditemukan virus influenza di pesawat

Dalam sebuah penelitian pada tahun 2018, peneliti mengumpulkan hampir 230 sampel udara dan sampel usapan permukaan bagian dalam pesawat pada 10 penerbangan. Dalam analisis selanjutnya, tidak ada virus flu yang ditemukan.

Padahal sampel itu diambil dari penerbangan yang berlangsung di tengah musim flu. Namun bila Anda duduk di sebelah penumpang yang sakit, jika ada orang yang batuk dan bersin, risiko terinfeksi sama tingginya dengan di bus atau mobil.

Baca Juga: Bikin cemas! Lebih dari 6.700 penumpang yang masuk ke China menunjukkan gejala corona

Jika ingin melindungi diri sendiri, selalu bawa disinfektan di tas tangan. Sebelum makan atau minum sesuatu, Anda harus menyeka tangan dan meja lipat dengan disinfektan.

Jika Anda pilek dan ingin melindungi orang lain, Anda bisa memakai masker wajah. Masker ini menangkap cairan yang terlontar ketika batuk atau bersin. Masker juga dapat membuat orang yang duduk di sebelah Anda merasa aman.

Yang lebih baik lagi: orang yang berisiko tinggi menularkan infeksi harus menunda penerbangan mereka. Maskapai juga diperbolehkan untuk membatalkan penerbangan bagi orang yang mengidap penyakit menular akut.

Radiasi kosmik

Bumi kita terus-menerus dibombardir oleh aliran partikel atom berenergi tinggi yang datang dari matahari dan alam semesta. Partikel-partikel ini membentuk apa yang disebut radiasi kosmik.

Bumi bertindak seperti perisai alami dan menangkal banyak partikel ini. Hal ini berarti semakin dekat ke permukaan bumi, semakin rendah radiasi. Perisai alami paling kuat terdapat di daerah khatulistiwa dan paling lemah di daerah kutub, karena bentuk medan magnet dan atmosfer yang lebih tipis di atas wilayah kutub.

Baca Juga: Kasus virus corona di China menyusut, sekarang China justru khawatir soal ini

Tidak ada ancaman kesehatan bagi pilot musiman

Dosis radiasi yang diterima seseorang selama penerbangan sangat bervariasi, tidak hanya tergantung pada ketinggian dan durasi penerbangan, tetapi juga pada rute penerbangan. Menurut Kantor Federal Perlindungan Radiasi, radiasi pada ketinggian tidak berbahaya bagi pilot musiman, dan bahkan tidak berbahaya bagi perempuan hamil dan anak kecil.

Namun, bagi orang yang sering menggunakan pesawat dan para awak yang rutin terbang, potensi terkena radiasi juga meningkat. Karena itu, otoritas kesehatan memandang radiasi sebagai potensi bahaya kesehatan bagi awak pesawat yang rutin terbang.

Tekanan udara

Ketinggian jelajah untuk penerbangan jarak jauh mencapai antara 11 hingga 12 kilometer. Namun, tekanan udara di dalam pesawat dikendalikan dan disesuaikan dengan tekanan udara pada 2.000 meter di atas permukaan laut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini membuat lebih sedikit oksigen terserap ke dalam darah. Bagi orang sehat, ini bukan masalah. Namun, bagi orang dengan penyakit jantung dan paru-paru atau kelainan darah, kadar oksigen yang lebih rendah dapat menjadi masalah. Mereka butuh suplai oksigen tambahan atau mereka harus menghindari terbang.

Baca Juga: Awas, ini gejala seseorang yang terinfeksi virus corona

Gangguan tekanan pada telinga

Tekanan udara yang relatif rendah juga dapat menyebabkan masalah pada telinga. Mengunyah permen karet, menelan, dan menguap membantu menyamakan tekanan. Jika itu tidak juga membantu, bisa coba metode Valsalva: jaga agar hidung dan mulut tertutup rapat dan berusaha menghembuskan napas kuat-kuat. Lalu, jika Anda memang sedang menderita infeksi sinus, sebaiknya jangan terbang.

Trombosis

Menurut WHO, satu dari 6.000 penumpang menderita trombosis setelah penerbangan jarak jauh. Keadaan ini menyebabkan pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah kaki bagian bawah atau daerah panggul. Tandanya yaitu bengkak, kemerahan, dan nyeri hebat.

Kurang bergerak bisa menyebabkan pembentukan trombosis. Ini berlaku juga bagi penumpang pesawat terbang, kereta api dan perjalanan bus yang panjang.

Beberapa orang memiliki risiko lebih besar mengalami trombosis, antara lain yaitu perempuan hamil, perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal, orang-orang yang kelebihan berat badan, pasien kanker dan orang-orang dengan kecenderungan genetik mengalami trombosis. Selama memungkinkan, tidak ada salahnya untuk sedikit bergerak selama penerbangan.

Baca Juga: Tingkatkan imunitas, buah dan sayur ini bisa menjadi pilihan

Dehidrasi

Kelembaban udara di pesawat rata-rata hanya 20%, ini hanya sekitar setengah dari apa yang dianggap sebagai kadar kelembaban yang nyaman. Rendahnya kelembaban udara menyebabkan kulit wajah dan mata menjadi kering. Krim pelembab dan tetes mata sangat membantu. Bagi yang terbiasa memakai lensa kontak sebaiknya beralih ke kacamata biasa selama penerbangan jarak jauh.

Minum banyak air juga sangat membantu. Tapi jangan minum air dari wastafel kamar mandi di pesawat! Meskipun kualitas minum air di atas kapal akan diuji secara teratur oleh operator pesawat, air keran di atas kapal hanya boleh digunakan untuk mencuci tangan. (Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ada Banyak Risiko Kesehatan di Pesawat, Ini Kiat Sehat Selama Terbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×