Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
Namun seperti tren di dunia saat ini, Indonesia juga cenderung mengendurkan celah masuk bagi wisatawan asing. Bahkan, minggu ini, Pemerintah Indonesia resmi membuka kembali Bandara Ngurah Rai bagi wisatawan asing. Ya, Bali kembali terbuka bagi wisatawan dari 19 negara, seperti Korea Selatan, China, Jepang, Abu Dhabi, Dubai dan Selandia Baru, pada 14 Oktober lalu.
Keputusan untuk membuka kembali sektor pariwisata di Bali bagi wisatawan asing tidak lepas dari terkendalinya pandemi Covid-19 di Bali. Kebijakan ini juga termasuk upaya pemerintah untuk mendorong kegiatan sosial ekonomi di Bali, yang selama ini bersandar pada sektor pariwisata.
Tentu, pembukaan kembali Bali bagi wisatawan asing juga mempertimbangkan faktor kesehatan. Karena itu, turis asing diperbolehkan beriwisata selama mentaati peraturan yang berlaku, seperti mengikuti protokol kesahatan, vaksinasi, serta karantina.
Baca Juga: Libur Maulid Nabi 2021 digeser 20 Oktober, ini pedoman merayakannya
Pembukaan kembali Pulau Dewata bagi turis asing juga telah melalui serangkaian persiapan. Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung menyatakan, simulasi kedatangan pesawat, penerimaan di bandara, prosedur karantina dan prosedur lain yang sesuai dengan protokol kesehatan, telah dibahas dan ditetapkan.
Seperti dikutip dalam keterangan yang diunggah di situs covid19.go.id, Henky juga menyebut tingkat vaksinasi di Bali yang tinggi sebagai bagian dari persiapan. Saat ini, sudah 99% penduduk Bali yang mendapat dosis pertama, dan 90% untuk dosis lengkap.
Penerapan standarisasi CHSE oleh pebisnis wisata di Bali menjadi andalan untuk menarik minat wisatawan asing untuk datang. CHSE yang merupakan kependekan dari Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability adalah semacam protokol kesehatan yang berlaku di dunia pariwisata saat ini.