Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Banyak orang menjadikan daging sebagai makanan favorit. Bahkan, sebagian orang memilih hanya mengonsumsi daging merah, daging putih, dan ikan untuk asupan sehari-hari, yang kita tahu sebagai pola makan karnivora.
Pola makan ini umumnya menghindari konsumsi sayur-sayuran. Will Bulsiewicz, ahli gastroenterologi, menjelaskan bahwa tidak seperti diet paleo yang dikenal rendah karbohidrat dan diet keto yang sangat rendah karbohidrat, semua makanan dari daging kemungkinan tidak mengandung karbohidrat sama sekali.
Baca Juga: Melihat gaya hidup sehat para CEO dunia hingga Indonesia
Diet karnivora mendapatkan perhatian lebih setelah ada laporan terbaru tentang manfaat kesehatan terkait hal ini. Namun, Bulsiewicz mencatat pendekatan ini mungkin berdampak negatif bagi kesehatan usus.
Pola makan ini memiliki efek berbeda pada mikrobiota usus, mikroorganisme yang ada di saluran pencernaan.
Organisme ini memainkan peran kunci dalam tubuh, mulai dari mendukung sistem kekebalan tubuh dan metabolisme, meningkatkan keseimbangan hormon, mengatur suasana hati hingga memertahankan fungsi otak.
“Saya benar-benar yakin, bahwa semua kesehatan tubuh dimulai dari usus. Ini bukan hanya tentang pencernaan, ” kata Bulsiewicz.
“Ketika orang merawat usus mereka dengan baik, kesehatan mereka cenderung akan mengikuti. Penyakit akan pergi – atau bahkan bisa dicegah." Tetapi hanya mengonsumsi daging dalam makanan yang diasup, dapat mengganggu fungsi mikroorganisme usus.
Baca Juga: Ini cara mudah menjaga kesehatan otak tanpa mengkonsumsi suplemen
Pada tahun 2018, sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 11.000 orang dari 45 negara menemukan, bahwa tubuh membutuhkan tumbuhan untuk menjaga kesehatan usus.
Bulsiewicz bahkan menjelaskan, bahwa keanekaragaman tumbuhan yang disertakan dalam asupan adalah "penentu paling kuat" dari mikrobioma usus yang sehat.
Sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan menyediakan vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh. Nutrisi utama yang diberikan tumbuhan untuk meningkatkan kesehatan usus yang lebih baik adalah serat.
Mikroba usus mengonsumsi serat untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek postbiotik, yang membantu memperkuat mikroba usus yang baik dan melawan organisme penyebab inflamasi.
Kehadiran asam lemak tersebut juga membantu mengatur kadar gula darah, mengurangi kolesterol, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan manfaat seperti itu, akan memangkas risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker di kemudian hari.
Karena diet karnivora tak mengonsumsi tumbuhan sebagai sumber utama serat, orang yang menerapkan pola makan ini mungkin memiliki kadar asam lemak rantai pendek postbiotik yang lebih rendah.
Baca Juga: Tujuh hal tak terduga yang bisa bikin berat badan naik
“Keragaman tumbuhan dalam makanan mereka adalah "nol”, sehingga membuat semua daging yang dikonsumsi buruk untuk usus,” jelas Bulsiewicz.
Faktanya, para peneliti menemukan pada 2014 orang-orang yang hanya mengonsumsi produk hewani memiliki perubahan signifikan dalam microbiome usus mereka dalam waktu kurang dari 24 jam setelah menerapkan pola makan ini.
Para peserta muncul dengan kadar asam lemak rantai pendek postbiotik butirat dan asetat yang lebih rendah, resistensi antibiotik yang lebih tinggi di usus mereka, dan lebih banyak bakteri peradangan.
Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, kanker hati, dan penyakit Crohn.
“Hanya dalam lima hari dengan pola makan karnivora, penelitian ini mengungkap bahwa tubuh manusia mulai menggantikan bakteri anti-inflamasi yang 'baik' dengan bakteri inflamasi yang 'buruk', membuat usus kita sakit, dan berisiko resistensi antibiotik, penyakit radang usus, dan kanker usus besar. Tidak ada yang setara dengan usus yang lebih sehat, ”tegas Bulsiewicz. (Bestari Kumala Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Awas,Terlalu Banyak Makan Daging Berisiko Merusak Kesehatan Usus",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News