Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
Mikroba usus mengonsumsi serat untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek postbiotik, yang membantu memperkuat mikroba usus yang baik dan melawan organisme penyebab inflamasi.
Kehadiran asam lemak tersebut juga membantu mengatur kadar gula darah, mengurangi kolesterol, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan manfaat seperti itu, akan memangkas risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker di kemudian hari.
Karena diet karnivora tak mengonsumsi tumbuhan sebagai sumber utama serat, orang yang menerapkan pola makan ini mungkin memiliki kadar asam lemak rantai pendek postbiotik yang lebih rendah.
Baca Juga: Tujuh hal tak terduga yang bisa bikin berat badan naik
“Keragaman tumbuhan dalam makanan mereka adalah "nol”, sehingga membuat semua daging yang dikonsumsi buruk untuk usus,” jelas Bulsiewicz.
Faktanya, para peneliti menemukan pada 2014 orang-orang yang hanya mengonsumsi produk hewani memiliki perubahan signifikan dalam microbiome usus mereka dalam waktu kurang dari 24 jam setelah menerapkan pola makan ini.
Para peserta muncul dengan kadar asam lemak rantai pendek postbiotik butirat dan asetat yang lebih rendah, resistensi antibiotik yang lebih tinggi di usus mereka, dan lebih banyak bakteri peradangan.
Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, kanker hati, dan penyakit Crohn.
“Hanya dalam lima hari dengan pola makan karnivora, penelitian ini mengungkap bahwa tubuh manusia mulai menggantikan bakteri anti-inflamasi yang 'baik' dengan bakteri inflamasi yang 'buruk', membuat usus kita sakit, dan berisiko resistensi antibiotik, penyakit radang usus, dan kanker usus besar. Tidak ada yang setara dengan usus yang lebih sehat, ”tegas Bulsiewicz. (Bestari Kumala Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Awas,Terlalu Banyak Makan Daging Berisiko Merusak Kesehatan Usus",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News