Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Perdagangan hewan liar
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tahun ini pun memunculkan sorotan pada pengobatan tradisional China terkait dengan perdagangan hewan liar. Komisi Kesehatan Nasional China dikritik setelah merekomendasi penyuntikan berisi bubuk empedu beruang sebagai pengobatan virus corona.
Baca juga: Pertengahan 2020, diskon mobil baru mencapai Rp 100 juta hingga Rp 300 juta
Baru-baru ini China melarang penggunaan trenggiling, satwa langka yang sisiknya kerap digunakan sebagai obat tradisional. Meski demikian, para pegiat perlindungan satwa khawatir meningkatnya popularitas produk-produk obat tradisional China akan mendorong perburuan dan perdagangan satwa liar secara ilegal. "Kalaupun spesies-spesies terancam punah ini punya khasiat pengobatan, kita seharusnya memakai produk botani sebagai alternative dalam praktik TCM," kata Dr Lixing Lao, profesor jurusan pengobatan China di Universitas Hong Kong, kepada BBC.
Sementara itu, sejumlah langkah pemerintah dan media di China untuk mempromosikan pengobatan tradisional tampaknya justru menjadi bumerang. Pada Maret lalu, para pejabat pemerintah daerah di Provinsi Yunnan menuai kritik dari masyarakat setelah muncul laporan bahwa para pelajar dipaksa mengonsumsi obat tradisional sebagai syarat untuk bisa kembali ke sekolah.
Kemudian, draf aturan yang dirancang pemerintah Kota Beijing untuk menghukum orang-orang yang "mencemarkan nama baik" TCM dihujani kritik. "Sains bisa berdiri menghadapi pertanyaan. Pengobatan tradisional China tidak bisa ditanyai, jadi pengobatan tradisional China bukan sains," sebut seorang pengguna Weibo.
Dr Lao menegaskan bahwa satu-satunya cara agar TCM bisa diterima khalayak dunia adalah "melalui bukti ilmiah, bukan propaganda"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seperti Apa Pengobatan Tradisional China untuk Covid-19?",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News