kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awas! Gejala kehilangan bau dan rasa pada pasien Covid-19 bisa bertahan 5 bulan


Kamis, 25 Februari 2021 / 09:37 WIB
Awas! Gejala kehilangan bau dan rasa pada pasien Covid-19 bisa bertahan 5 bulan
ILUSTRASI. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa gejala itu dapat berlanjut hingga lima bulan setelah gejala pertama kali muncul. Tribunnews/Jeprima


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu ciri gejala penyakit Covid-19 adalah kehilangan bau dan rasa. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa gejala itu dapat berlanjut hingga lima bulan setelah gejala pertama kali muncul. 

Melansir Health Day, Selasa (23/2/2021), menurut salah satu peneliti Dr Nicolas Dupre, yang juga direktur klinik penyakit neuromuskuler dan neurogenetik di Laval University di Quebec, kehilangan kemampuan mencium dan merasa cukup umum terjadi pada penyakit menular tapi pada Covid-19 efeknya jauh lebih penting. 

Dupre menjelaskan, pada virus lain, bau dan rasa biasanya kembali setelah sinus bersih. Tetapi pada Covid-19, virus mungkin menembus area kecil di otak yang disebut olfactory bulb, yang penting untuk pengenalan penciuman. 

“Virus mungkin membunuh beberapa sel di olfactory bulb, dan itulah mengapa Anda memiliki efek jangka panjang,” katanya. 

Baca Juga: Penjelasan soal saturasi oksigen, cara cek dan berapa kadar normalnya

Dia juga mengatakan, kehilangan indra penciuman dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Bahkan ketika kemampuan itu kembali, bisa berbeda dari sebelum virus menyerang. 

Pada beberapa orang, hilangnya bau mungkin permanen, tapi itu belum jelas, masih diperlukan penelitian lebih lanjut. 

"Kami masih berpikir bahwa pada 80% orang tidak berdampak signifikan pada penciuman mereka. Jadi, kebanyakan orang akan pulih, tetapi dalam persentase kecil, mungkin permanen, jadi ini bisa menjadi bagian dari kecacatan jangka panjang. yang kita lihat di Covid-19," kata Dupre. 

Baca Juga: Cara membedakan lelah biasa dengan lelah karena Covid-19

Melansir Science Tech Daily, Senin (22/2/2021), studi tersebut melibatkan 813 petugas kesehatan yang positif Covid-19. 

Setiap orang mengikuti kuesioner online dan tes di rumah untuk mengevaluasi indera perasa dan penciuman mereka, rata-rata lima bulan setelah diagnosis. Mereka menilai indra perasa dan penciuman mereka pada skala dari 0 sampai 10. 

Nol berarti tidak ada indra sama sekali dan 10 berarti indra perasa atau penciuman yang kuat. Para peneliti menemukan rata-rata orang tidak mendapatkan kembali indra penciuman mereka sepenuhnya. 

Kehilangan penciuman 

Sebanyak 580 orang kehilangan indra penciuman selama awal penyakit. Dari kelompok ini, sebanyak 297 peserta atau 51%, mengatakan mereka masih belum mendapatkan kembali indra penciumannya lima bulan kemudian. 

Sementara itu sebanyak 134 peserta atau 17%, terus-menerus kehilangan penciuman saat dievaluasi dengan tes di rumah. 

Baca Juga: Letih termasuk gejala Covid-19, ini cara membedakan dengan keletihan biasa

Rata-rata, orang memeringkat indra penciuman mereka pada tujuh dari 10 setelah sakit, dibandingkan dengan 9 dari 10 sebelum mereka sakit. 

Sebanyak 527 peserta kehilangan indra perasa selama awal sakit. Dari kelompok ini sebanyak 200 orang atau 38%, mengatakan mereka masih belum mendapatkan kembali indra perasa mereka lima bulan kemudian. 

Sementara itu sebanyak 73 orang atau 9%, terus-menerus kehilangan rasa saat dievaluasi dengan tes di rumah. Rata-rata, orang memeringkat indra perasa mereka di angka delapan dari 10 setelah sakit, dibandingkan dengan sembilan dari 10 sebelum mereka sakit. 

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa gangguan penciuman dan perasa dapat bertahan pada sejumlah orang dengan Covid-19," kata penulis studi Johannes Frasnelli, MD, dari Universitas Quebec di Trois-Rivieres di Kanada. 

Baca Juga: Jangan takut jika masih ada gejala Covid-19 pasca dirawat, ini yang perlu dilakukan

Penelitian lebih lanjut 

Penelitian tersebut menekankan pentingnya menindaklanjuti orang yang telah terinfeksi. Selain itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan sejauh mana masalah neurologis yang terkait dengan Covid-19. 

Adapun keterbatasan penelitian antara lain sifat subjektif dari penilaian bau dan rasa serta titik waktu pengumpulan data. 

Studi ini didukung oleh Yayasan Universitas Quebec di Trois-Rivieres dan Provinsi Quebec. 

Baca Juga: 14 Gejala virus corona yang masih muncul 6 bulan setelah pasien Covid-19 sembuh

Penelitian sebelumnya dilakukan peneliti Eropa pada Januari, dilansir CTV News, Senin (22/2/2021) menemukan bahwa 86% orang dengan kasus Covid-19 ringan kehilangan indra perasa dan penciuman. 

Namun, penelitian itu juga menemukan bahwa hanya 4% hingga 7% orang dengan gejala Covid-19 sedang hingga parah kehilangan kemampuan untuk mencium dan merasakan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Gejala Kehilangan Bau dan Rasa pada Pasien Covid-19 Disebutkan Bisa Bertahan hingga 5 Bulan"
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Sari Hardiyanto

Selanjutnya: Hati-hati! Ini 4 dampak Covid-19 terburuk yang bisa Anda alami

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×