kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa Itu Omicron? Ini 6 Hal tentang Varian Omicron Masuk Indonesia dan Gejalanya


Jumat, 17 Desember 2021 / 14:38 WIB
Apa Itu Omicron? Ini 6 Hal tentang Varian Omicron Masuk Indonesia dan Gejalanya
ILUSTRASI. Ilustrasi tentang varian Omicron Masuk Indonesia.


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID -Jakarta. Apa itu Omicron menjadi pertanyaan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini terkait dengan temuan virus corona varian Omicron masuk Indonesia. Omicron adalah varian terbaru virus corona penyebab Covid-19.

Dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI, kasus pertama Omicron diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Kamis (16/12/2021). Kasus pertama omicron ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Menkes merinci para petugas kebersihan Wisma Atlet diambil sampel rutin pada 8 Desember 2021. Hasil pemeriksaan keluar tanggal 10 Desember 2021 didapati 3 orang terkonfirmasi positif COVID-19.

Ketiga sampel selanjutnya dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS). Hasil pemeriksaan sampel keluar tanggal 15 Desember dan didapati 1 dari 3 sampel terkonfirmasi positif varian Omicron.

Lantas, apa itu gejala Omicron dan fakta-fakta apa saja yang perlu diketahui mengenai varian Omicron masuk Indonesia?

Baca Juga: Anak 6-11 alami efek samping vaksin Covid-19, ini yang perlu dilakukan orang tua

6 Fakta Varian Omicron Masuk Indonesia

Hal-hal yang perlu diketahui tentang varian Omicron

Dirangkum dari laman Indonesia.go.id dan WHO, berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang varian Omicron masuk Indonesia:

1. Memiliki penularan yang tinggi

Tim penasihat teknis WHO untuk evolusi virus SARS COV-2 (TAG-VE), merekomendasikan kepada WHO untuk segera menetapkan varian baru Covid-19 sebagai Variant of Concern (VoC). Hal ini merujuk pada fakta bahwa mutasi menghasilkan varian tersebut memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk mencengkeram dan merusak sel inang.

WHO menyetujui usulan agar varian baru B.1.1529 dari Botswana ini langsung masuk ke dalam kategori variant of concern (VoC) tanpa harus melalui tahap variant of interest (VoI).

VoC merupakan kategori tertinggi untuk varian virus Covid-19 terkait penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan mempengaruhi kinerja vaksin. Sebelumnya, varian virus yang masuk kategori ini adalah Alpha, Beta, Gamma dan Delta karena penyebarannya yang cepat.

Baca Juga: Ini Gejala Covid-19 Omicron yang Sudah Masuk ke Indonesia

2. Risiko infeksi ulang

Kemudian, hal yang perlu diketahui mengenai Omicron masuk Indonesia adalah bukti yang diajukan tim dari Pemerintah Afrika Selatan memungkinkan virus varian baru ini meningkatkan risiko infeksi ulang dan beberapa bukti lainnya.

Kekebalan alami dalam tubuh penyintas Covid-19 tidak cukup efektif melawan serangan.

3. Terdeteksi tes PCR

Selanjutnya, hal yang perlu diketahui mengenai Omicron masuk Indonesia adalah tes PCR masih digunakan untuk mendeteksi infeksi Covid-19, termasuk infeksi Covid-19 varian Omicron, seperti yang juga telah dilakukan pada varian lainnya.

Studi sedang berlangsung untuk menentukan efektivitas tes deteksi Covid-19 lainnya, termasuk tes deteksi antigen terhadap varian Omicron.

4. Perlu vaksin booster terhadap varian Omicron

WHO bekerja sama dengan mitra dan peneliti untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada efektivitas vaksin.

Namun, dikutip dari Kompas.com (16/12/2021) sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, tiga vaksin Covid-19 yang digunakan di negara itu kurang protektif terhadap varian Omicron.

Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), Harvard, dan MIT. Para peneliti menemukan netralisasi antibodi yang rendah hingga tidak ada terhadap varian Omicron dari sampel yang mereka kumpulkan.

Akan tetapi, sampel darah dari orang yang menerima dosis booster menunjukkan perlindungan yang lebih kuat terhadap varian Omicron.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Varian Omicron Lebih Menular, Tapi Tidak Parah

5. Alternatif vaksin booster adalah Moderna dan Pfizer

Hal yang perlu diketahui mengenai varian Omicron masuk Indonesia adalah vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer menawarkan peningkatan substansial dalam perlindungan terhadap varian Omicron.

Hal itu diungkapkan oleh Penasihat Medis Utama Presiden Amerika Serikat Dr Anthony Fauci pada Rabu (15/12/2021).

"Pada titik ini, tidak perlu untuk booster yang sangat spesifik dan dirancang khusus untuk melawan Omicron," kata Fauci. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada lonjakan perlindungan setelah pemberian dosis ketiga.

6. Varian Omicron membawa 10 mutasi

Ilmuwan Afrika Selatan yang tergabung dalam National Institute for Communicable Diseases (NICD) mengungkapkan bahwa varian Omicron memiliki 10 mutasi virus corona. Hal ini didasarkan pada sekuensing genom yang telah dilakukan.

Dikutip dari Kompas.com, (27/11/2021), varian Beta yang juga pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan mengandung tiga mutasi virus, sedangkan varian Delta mengandung dua mutasi virus corona. Sementara, varian baru Covid-19 yakni Omicron, diketahui mengandung 10 mutasi virus corona.

Baca Juga: Cara daftar vaksinasi anak usia 6-11 tahun, lokasi, dan syaratnya

Gejala omicron

Terdapat perbedaan gejala Covid-19 Omicron dengan gejala terpapar virus corona varian lainnya. Gejala Omicron tidak menyebabkan kehilangan penciuman dan perasa.

Serta gejala Omicron juga tidak menimbulkan turunnya kadar oksigen di dalam tubuh. Dirangkum dari laman Euro News, gejala Omicron adalah kelelahan, pilek, dan tenggorokan sakit.

Sehingga, gejala Omicron lebih mirip dengan orang yang terinfeksi flu ringan. Selain itu, gejala utama Omicron adalah adanya rasa kelelahan yang ekstrim termasuk rasa sakit di seluruh badan dan kepala selama dua hari.

Itulah sejumlah hal yang perlu diketahui mengenai varian Omicron masuk Indonesia dan gejala Omicron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×