kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada! Mikrodroplet keluar dari orang terjangkit corona saat bernafas bisa menular


Kamis, 23 Juli 2020 / 23:55 WIB
Waspada! Mikrodroplet keluar dari orang terjangkit corona saat bernafas bisa menular


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Masyarakat harus semakin waspada. Studi terbaru menunjukkan, mikrodroplet yang keluar dari orang yang terjangkit virus corona baru saat mereka berbicara dan bernapas bisa menular.

Studi anyar dari para ilmuwan di Universitas Nebraska, Amerika Serikat, yang mereka unggah ke situs medis pekan ini memperlihatkan, untuk pertama kalinya, virus corona dari mikrodroplet atau dengan ukuran di bawah lima mikron bisa mereplikasi dalam kondisi lab.

Ini meningkatkan hipotesis: berbicara dan bernafas normal, tidak hanya batuk dan bersin, bertanggungjawab dalam menyebarkan virus corona. Dan, dosis infeksi virus bisa menempuh jarak yang jauh, lebih dari dua meter yang menjadi pedoman jarak sosial.

Baca Juga: WHO akui penularan corona lewat udara, ini kegiatan berpotensi transmisi aerosol

Hasilnya memang masih pendahuluan dan belum muncul dalam jurnal ulasan sesama ilmuwan, yang akan memberikan kredibilitas lebih untuk sebuah studi. 

Studi ilmuwan di Universitas Nebraska baru diunggah ke Medrxiv.org, di mana sebagian besar penelitian mutakhir selama pandemi virus corona pertama kali dipublikasikan.

Tapi, tim yang sama menulis makalah pada Maret lalu yang menunjukkan, virus corona tetap mengudara di kamar pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumahsakit. Penelitian ini akan segera terbit dalam jurnal.

"Ini sebenarnya cukup sulit untuk mengumpulkan sampel," kata Joshua Santarpia, profesor di Pusat Medis Universitas Nebraska kepada AFP seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Baca Juga: WHO rilis pedoman baru penularan virus corona, ini isinya

Tim menggunakan perangkat seukuran ponsel untuk tujuan itu. "Tapi, "Konsentrasinya biasanya sangat rendah, peluang Anda untuk mendapatkan kembali bahan itu kecil," ujar dia.

Bisa melayang lebih jauh dari tetesan

Para ilmuwan mengambil sampel udara dari lima kamar pasien yang terbaring di tempat tidur, dengan ketinggian sekitar 30 cm di atas kaki tempat tidur mereka.

Saat para pasien berbicara, yang menghasilkan mikrodroplet yang melayang di udara selama beberapa jam atau populer dengan sebutan aerosol, dan beberapa kali batuk, tim berhasil mengumpulkan mikrodroplet berdiameter satu mikron.

Mereka kemudian menempatkan sampel-sampel ini ke dalam kultur untuk membuatnya tumbuh, dan menemukan tiga dari 18 sampel yang diuji dapat ditiru.

Bagi Santarpia, ini merupakan bukti mikrodroplet, yang juga bisa melayang lebih jauh dari tetesan, mampu menginfeksi manusia. "Ini direplikasi dalam kultur sel dan karenanya menular," ungkapnya.

Baca Juga: Catat! WHO rilis pedoman baru yang akui laporan penularan virus corona lewat udara

Potensi penularan mikrodroplet virus corona pada satu tahap dianggap mustahil oleh otoritas kesehatan di seluruh dunia. Belakangan, para ilmuwan mulai mengubah pikiran mereka dan mengakui kemungkinan itu, yang merupakan alasan untuk penggunaan masker.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah di antara yang terakhir mengubah posisinya dan melakukannya pada 7 Juli lalu.

"Saya pikir sebagian besar ilmuwan yang bekerja pada penyakit menular setuju, bahwa ada kemungkinan komponen airborne (menular), meskipun kita mungkin berdebat tentang seberapa besar," kata Santarpia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×