kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada, 7 kebiasaan ini ternyata bisa memicu depresi


Kamis, 04 Maret 2021 / 15:33 WIB
Waspada, 7 kebiasaan ini ternyata bisa memicu depresi
ILUSTRASI. Beberapa kebiasaan kecil dan sepele ternyata bisa memicu depresi.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak orang yang tidak menyadari jika ternyata kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering dilakukan berdampak buruk bagi dirinya. Malah ada beberapa kebiasaan yang tidak hanya berdampak ke kondisi fisik, tapi juga menyebabkan masalah mental seperti depresi.

Contohnya seperti tidak olahraga, pola makan yang buruk, atau begadang. Lebih lanjut, berikut penjelasan terkait kebiasaan yang menyebabkan masalah mental.

1. Mengonsumsi makanan olahan

Makanan olahan seperti keripik, kentang goreng, hot dog, dan makanan cepat saji lainnya mungkin terasa enak. Tapi terlalu sering mengonsumsinya dapat membuat perasaan menjadi sedih.

Penelitian analisis tahun 2013 yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan, semakin sehat pola makan seseorang, semakin rendah risiko dia terkena depresi. Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan seseorang yang banyak mengonsumsi makanan olahan memiliki risiko depresi yang lebih tinggi.

Namun jenis kedua penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan antara pola makan yang tidak sehat dengan suasana hati yang lebih buruk. Penelitian tidak membuktikan hubungan sebab-akibat. Kendati demikian, mengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayuran, ikan, dan biji-bijian memang jauh lebih baik.

Baca Juga: Efek samping Covid-19 ini wajar terjadi, simak cara mengatasi dan meminimalkannya

2. Terlalu sering menyendiri

Menghabiskan waktu berkualitas seorang diri memang memberi manfaat untuk kesehatan mental. Tapi sebaiknya hal itu hanya dilakukan sesekali. Menurut psikolog klinis Susan Heitler, PhD menghabiskan terlalu banyak waktu dalam kesendirian malah dapat meningkatkan risiko depresi.

Oleh karenanya penting untuk tetap menjaga persahabatan dan interaksi dengan orang lain. Ini bisa menjadi salah satu strategi mencegah depresi. "Setiap kali terhubung dengan orang lain, kita memiliki kesempatan untuk saling bertukar emosi positif," kata Heitler.

3. Menyalakan banyak gadget

Kemajuan teknologi membuat semakin banyak orang yang terpapar gadget. Bahkan tak jarang ponsel, laptop, TV, dan lainnya menyala bersamaan. Beberapa orang sengaja melakukannya karena ingin multitasking. Misalnya bermain ponsel sambil menonton TV.

Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata dapat berdampak buruk bagi otak. Hal ini diungkap oleh suatu survei pada tahun 2013 yang diterbitkan di Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking. Survei terhadap 318 orang itu mengungkapkan, mereka yang menggunakan gadget secara bersamaan mengalami lebih banyak gejala depresi dan kecemasan sosial.

Untuk mengatasi hal tersebut, cobalah untuk hanya menggunakan satu gadget dalam satu waktu. Selain itu, batasi waktu penggunaan layar alias screen time.

Baca Juga: Anda insomnia? Coba 5 cara mengatasinya secara efektif ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×