kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga cara mudah mengajari anak tentang merawat kesehatan mental


Jumat, 03 Juli 2020 / 13:54 WIB
Tiga cara mudah mengajari anak tentang merawat kesehatan mental
ILUSTRASI. Orangtua berperan penting untuk mengajarkan kesehatan mental anak-anak. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/aww.


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun harus diajarkan bagaimana merawat kesehatan mentalnya sendiri.

Mengutip dari data.unicef.org, satu dari lima remaja mengalami gangguan kesehatan mental tiap tahunnya. Salah satu alasannya adalah anak-anak sering mengalami depresi. Peran keluarga dan orang-orang terdekat anak sangat dibutuhkan agar kesehatan mental bisa tetap terjaga.

Cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental beraneka ragam. Tentu saja semuanya bisa disesuaikan dengan usia tiap anak. Jika Anda masih bingung bagaimana caranya, simak tips-tips berikut ini.

Baca Juga: Tips untuk orangtua yang ingin memberikan pendidikan seks usia dini

  • Buku Harian

Buku harian adalah salah satu cara yang bisa dipakai untukmerawat kesehatan mental. Mungkin, Anda juga memiliki buku harian dulu. Tidak ada salahnya untuk membiasakan anak-anak menulis buku harian.

Buku harian bisa diisi dengan ungkapan perasaan anak hari itu, ide dan pendapatnya mengenai aktivitas yang dijalani, dan lain-lain. Tentu saja isi tersebut bisa berkembang sesuai dengan usia anak. Kemampuan linguistik anak bisa meningkat dengan kebiasaan menulis buku harian.

Anak yang terbiasa menulis buku harian akan lebih mudah memetakan jalan pikirannya sendiri. Tak sedikit ide atau gagasan dalam hidupnya yang bermanfaat bisa tertuang dalam buku harian.

Namun, hal yang perlu diingat oleh para orangtua adalah jangan terlalu mencolok untuk ingin tahu apa yang ditulis oleh anak di buku harian. Tanyakan dulu kepada anak, apakah Anda boleh membaca buku hariannya atau tidak.

Jika jawabannya iya, Anda bisa langsung membacanya dan berdiskusi tentang hal apapun yang ditulis. Akan tetapi, jika jawaban anak tidak, akan lebih baik bagi orangtua untuk melihat buku harian tidak di hadapan anak. Dengan melakukan hal itu, anak akan merasa lebih dihargai.

Selanjutnya : Fokus pada diri sendiri



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×