kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ternyata, puasa Ramadan di tengah pandemi covid-19 justru menguatkan daya tahan tubuh


Sabtu, 25 April 2020 / 17:29 WIB
Ternyata, puasa Ramadan di tengah pandemi covid-19 justru menguatkan daya tahan tubuh
ILUSTRASI. JAKARTA,21/05-PENJUALAN KURMA. Pedagang kurma melayani pembeli di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (20/5). Menjelang bulan Ramadan penjualan kurma di kawasan tersebut meningkat hingga 40 persen dibandingkan dengan hari biasa, kurma tersebut biasanya menj


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puasa di Bulan Ramadan adalah rutinitas yang dijalankan umat Islam setiap tahunnya. Meski begitu, berpuasa tahun ini sedikit berbeda karena dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu kunci mencegah infeksi virus corona adalah memperkuat daya tahan tubuh. Lalu, ketika kita tidak makan selama kurang lebih 14 jam di bulan puasa, apakah kondisi ini akan mempengaruhi imunitas?

Ternyata, dr. Arti Indira M. Gizi, Sp. GK menjelaskan, puasa di bulan Ramadan justru akan meningkatkan daya tahan tubuh.

"Dari banyak penelitian, setelah berpuasa selama 30 hari ternyata sistem imun kita malah lebih baik. Badan seperti ter-recharge ulang," ungkapnya dalam Live IG bersama dr. Teuku Adifitrian, SpBP-RE (dr. Tompi), Jumat (24/4/2020).

Baca Juga: Puasa bisa mengaktifkan autophagy, ini manfaatnya bagi kesehatan tubuh

Namun, pastikan kita mengonsumsi makan sahur dan buka dengan benar. Jaga agar asupan tidak terlalu sedikit atau terlalu berlebih sehingga menyebabkan berat badan naik.

Kondisi tersebut justru akan membuat tujuan meningkatkan sistem imunitas dengan berpuasa menjadi tidak tercapai. "Sahur, buka harus yang benar, makan malam, snack malam, dan harus ada aktivitas fisik," tambahnya.

Lalu, seperti apa pola makan sahur dan buka yang benar?

Total asupan kalori harian seseorang berkisar 1.500-1.800 kalori. Pada waktu sahur, usahakan kita mengonsumsi 40 persen dari total kebutuhan kalori tersebut. Kemudian, konsumsi asupan lainnya sebanyak 10 persen pada waktu berbuka.

Setelah menjalankan ibadah sholat maghrib, kita bisa mengonsumsi makan malam dengan memenuhi 40 persen kebutuhan kalori. Sisa 10 persen kalori untuk camilan malam sebelum tidur.

Makan sahur

Usahakan mengonsumsi nutrisi lengkap. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak sehat, hingga vitamin dan mineral yang didapatkan dari sayur dan buah.

Penuhi setengah piring dengan sayur dan buah, sementara setengah lainnya untuk karbohidrat dan protein.

Pilih karbohidrat kompleks karena mengandung tinggi serat sehingga kita bisa kenyang lebih lama. "Misalnya nasi merah, oatmeal, roti gandum, kentang, ubi, singkong," kata Arti.

Baca Juga: Ingat, makan berlebihan saat buka puasa dan sahur bisa turunkan imunitas

Protein juga membantu membentuk sistem imun dan bisa membantu kita untuk kenyang lebih lama.

Berbuka

Hindari berbuka terlalu berlebihan. Berbuka dengan air buah atau air kelapa diperbolehkan, namun Arti menganjurkan untuk memulai sesi berbuka dengan air putih.

Untuk memenuhi kebutuhan 10 persen kalori, kamu bisa mengonsumsi tiga hingga lima butir kurma. Namun, kurma juga bisa diganti dengan alternatif lainnya. "Boleh buah potong atau salad buah dibikin puding," paparnya.

Makan malam sebaiknya dikonsumsi setelah sholat Magrib dan sebelum sholat Tarawih untuk memberi jarak makan dengan waktu tidur. "Makanan masuk ke lambung kan perlu waktu sekitar 2-3 jam, jadi jaraknya (dengan makan malam) antara 2-3 jam sebelum tidur," ujar Arti.

Cukup minum

Pastikan pula kita terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup. Setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, namun rata-rata disarankan mengonsumsi delapan gelas setiap hari.

Adapun satu gelas memiliki kapasitas sekitar 250 ml. Pastikan kamu memenuhi kebutuhan delapan gelas sehari ketika sahur dan berbuka.

"Buat sahur sebenarnya 2-4 gelas juga cukup. Sisanya untuk mencapai delapan gelas sehari setelah berbuka puasa, setelah shalat Magrib, setelah Isya, dan mau tidur malam," ungkapnya. 9 Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berpuasa Ramadhan di Tengah Pandemi Justru Memperkuat Daya Tahan Tubuh",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×