kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,44   -19,08   -2.04%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terapi plasma konvalesen mampu atasi Pandemi Covid-19?


Sabtu, 22 Mei 2021 / 20:41 WIB
Terapi plasma konvalesen mampu atasi Pandemi Covid-19?
ILUSTRASI. Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Surabaya memberikan layanan donor plasma konvalesen yang dilakukan secara sukarela


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kasus penderita Covid-19 kian bertambah. Terapi plasma konvalesen atau digadang-gadang mampu menguranginya.

Penjelasan tentang terapi yang melibatkan plasma darah yang diambil dari penyintas Covid-19 dan dapat membantu pasien membentuk antibodi untuk melawan infeksi virus ini, sempat menimbulkan pro-kontra.

Menurut Dr. dr. Theresia Monica, R., Sp.An., KIC., M.SI., MM., MARS. dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (UKM), terapi plasma konvalesen merupakan salah satu bentuk dari vaksinasi pasif yang diambil dari pasien sembuh Covid-19. Plasma yang dimiliki pasien sembuh ini mengandung kekebalan tubuh yang cukup tinggi. Dengan penanganan yang tepat, terapi ini dapat membantu pasien membentuk antibodi untuk melawan infeksi virus ini.

Hanya saja, “Antibody contained in the plasma has a function to eliminate the virus not to repair damaged organ,” tukasnya dalam Webinar internasional bertemakan “Convalescent Plasma Therapy”, Jumat 21 Mei 2021, pukul 19.00 – 22.00.

Baca Juga: Di negara ini, sebagian warga anggap vaksin Covid-19 adalah setan

Mewakili lembaga penyelenggara, Dekan Fakultas Kedokteran UKM, Dr. dr. Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes, menuturkan bahwa yang melatarbelakangi FK UKM mengadakan acara webinar ini, adalah untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini dengan menyelenggarakan seminar internasional secara daring yang melibatkan banyak ahli.

Ia berharap webinar bertaraf internasional ini, dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, mendorong penelitian dengan desain yang baik tentang terapi plasma konvalesen (TPK) ini, dan menghantarkan bangsa Indonesia menjadi pionir dan trendsetter dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dr. Monica, yang juga Ketua PPIDK (Pusat Pengembangan, Inovasi & Kerjasama) Fakultas Kedokteran, UKM, mengungkapkan bahwa banyak sekali penelitian dengan hasil yang berbeda mengenai TPK, ada yang memberikan hasil mendukung dan sebaliknya.

Tetapi sebenarnya, keberhasilan TPK tergantung dari beberapa faktor utama yaitu: dosis, kadar antibodi dan waktu pemberian.

Supaya terapi plasma ini maksimal, terdapat kondisi atau kriteria tertentu yang harus diperhatikan. Lebih jauh Dr. dr. Ria Syafitri Evi Gantini, M. Biomed. dari Palang Merah Indonesia mengungkapkan bahwa untuk menjadi donor plasma konvalesen, ada syarat-syaratnya.

Yaitu; 1) Usia 18-60 tahun, 2) Berat badan minimal 55 kg, 3) Diutamakan pria, atau jika perempuan belum pernah hamil, 4) Pernah terkonfirmasi Covid-19, 5) Surat keterangan sembuh dari dokter yang merawat, 6) Bebas keluhan minimal 14 hari, 7) Tidak menerima transfusi darah selama 6 bulan terakhir, dan 8) Lebih diutamakan yang pernah mendonorkan darah.

Baca Juga: Seberapa efektif terapi plasma konvalesen? Yuk, simak penjelasannya

Profesor Michael J. Joyner, M.D. dari Mayo Clinic mengungkapkan bahwa metode terapi plasma konvalesen ini bukan hal baru, bahkan metode serupa pernah diterapkan pada masa pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1917 - 1918, dan cukup berhasil sebagai metode penyembuhan.

Di masa sekarang dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, terapi plasma ini terbukti dapat menurunkan mortalitas pada pasien Covid-19.

Hal senada juga diungkapkan oleh Profesor Arturo Casadevall, M.D., M.S., Ph.D. dari Johns Hopkins, bahkan TPK termasuk terapi yang populer di Amerika Serikat. Hanya saja, ia mengingatkan bahwa terapi ini sebaiknya diterapkan secara tepat.

"Efektivitas dari plasma ini bergantung dari jumlah yang diberikan, misalnya, dosisnya harus tepat. Juga, lebih cepat tindakan, tentu lebih baik,” katanya dalam acara webinar.

Profesor Liise-anne Pirofski, M.D. dari Albert Einstein College of Medicine, juga memberikan catatan terhadap terapi plasma konvalesen, tapi tidak menampik bahwa terapi ini sangat disarankan sebagai salah satu ikhtiar menekan tingkat kematikan akibat Covid-19.

Penelitian terhadap terapi plasma konvalesen ini memang telah dilaksanakan di beberapa negara, dan dalam pengamatan Profesor Pirofski, pasien yang diuji dengan terapi plasma nyaris semuanya sembuh.

Dr. Monica menyebut bahwa saat ini banyak penelitian TPK yang sudah dan sedang dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah kolaborasi antara FK UKM dan RS Primaya. Penelitian lain diadakan di RS Mayapada dan RS Mandara Bali. Ada pun RS Saiful Anwar juga sudah melaksanakan penelitian TPK.

Baca Juga: Meski sudah dapat vaksin covid-19, warga diminta tetap terapkan protokol kesehatan

Demikan pula, sementara dilaksanakan penelitian nasional multi centre yang melibatkan 10 RS di Indonesia. “Dari hasil internal, ternyata TPK dapat menurunkan angka mortalitas secara signifikan atau nyata pada pasien Covid-19 stadium sedang dan berat,” jelasnya dalam keterangan resmi, sabtu (22/5).

Dengan melihat jumlah pasien sembuh Covid-19 yang terus meningkat, tidak berlebihan kalau TPK sangat dianjurkan diterapkan di center-center, baik dari rumah sakit pemerintah maupun swasta, sehingga kita, bangsa Indonesia, bisa keluar dari pandemi Covid-19 ini.

“Kami berharap penggunaan TPK sebagai alternatif penyembuhan Covid-19 dapat terus dilakukan. Dan kami terus berupaya untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk dari plasma darah secara optimal,” ucap Heru Firdausi Syarif Direktur Utama, PT Itama Ranoraya Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×