kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Temuan baru, virus corona juga bisa menyebabkan penyakit jantung


Selasa, 04 Agustus 2020 / 12:17 WIB
Temuan baru, virus corona juga bisa menyebabkan penyakit jantung
ILUSTRASI. Selain menyerang sistem pernapasa, Virus Corona juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Tribunnews/Jeprima


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus Corona menyerang sistem pernapasan manusia. Seiring dengan penelitian yang dilakukan, Virus Corona juga menyerang jantung. Hal itu tentu saja menjadi peringatan agar masyarakat lebih berhati-hati saat Pandemi Corona.

Ketidaknormalan jantung ditemukan pada 5% hingga 25% pasien yang dirawat akibat Virus Corona. Data tersebut dikutip dari cleveland.com.

Baca Juga: Hati-hati terkena Penyakit Sepsis banyak menyerang ibu hamil, ini penyebabnya

Dr. Paul Cremer, Associate Director of The Cardiovaskular Intensive Care Unit di Cleveland Clinic, menyebutkan bahwa 5% - 10% pasien Corona yang parah juga menunjukkan ketidaknormalan jantung. Ada dua penelitian yang dilakukan untuk mencari cara pencegahan Virus Corona.

Penelitian pertama dilakukan untuk melihat apakah perawatan awal mencegah kerusakan jantung dan pernapasan pada pasien Covid-19 dengan luka jantung dan inflamasi ekstrem. Sedangkan penelitian kedua lebih fokus pada perawatan spesifik.

Virus Corona menyebabkan respons imun yang cukup besar sehingga menyebabkan inflamasi di seluruh tubuh. Inflamasi mempengaruhi peredaran darah dan mengurangi jumlah oksigen pada jantung.

Inflamasi juga menyebabkan dinding arteri menyempit karena adanya asam lemak sehingga menyebabkan penggumpalan darah. Pembuluh darah yang tersumbat bisa menyebabkan serangan jantung.

Baca Juga: Tak hanya Takikardia, Jessica Iskandar juga mengidap Grav, apa itu?

Sebuah penelitian asal Jerman yang dipublikasikan di JAMA  Network menunjukkan bahwa 60% pasien sembuh masih mengalami inflamasi jantung. Inflamasi jantung memang mungkin dialami, tapi para peneliti masih belum yakin terhadap efek jangka panjang pada jantung.

Dr. Cremer menyebutkan bahwa resiko penyakit jantung semakin tinggi saat penyebaran Virus Corona. Banyak orang dengan penyakit jantung menunda perawatan rutin selama pandemi Corona. Banyak pasien dengan kondisi lebih parah karena menunda jadwal pengobatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×