Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus meningkat seiring penyebaran virus corona Delta dari India. Penelitian terbaru menemukan, pria lebih lebih mungkin menderita Covid-19 gejala parah dan lebih berisiko mengalami kematian.
Terkait hal tersebut, para peneliti mempelajarinya dan menemukan jalur metabolisme yang sangat berkorelasi dengan respons imun pasien pria dengan Covid-19. Sebuah penelitian baru, yang diterbitkan hari ini di jurnal Science Signaling, mengungkap, bahwa pasien Covid-19 pria lebih mungkin mengalami peningkatan kadar asam kynurenic, produk metabolisme asam amino – dibandingkan dengan pasien Covid-19 wanita.
Kadar asam kynurenic yang tinggi ini biasanya dikaitkan dengan beberapa penyakit, seperti skizofrenia dan penyakit terkait HIV. Pasien pria dengan kasus Covid-19 yang parah juga lebih mungkin memiliki rasio asam kynurenic yang tinggi terhadap kynurenine - produk sampingan dari asam amino L-triptofan yang digunakan untuk membuat nutrisi niasin.
"Kita tahu bahwa pria berisiko lebih tinggi daripada wanita tertular Covid-19 yang parah dan perbedaan jenis kelamin dalam respons kekebalan tubuh, memberikan penjelasan yang meyakinkan untuk fenomena ini," kata Caroline Johnson, asisten profesor epidemiologi di Yale School of Public Health dan penulis senior studi ini.
"Kami juga mengetahui bahwa respons imun diatur sebagian oleh metabolit, dan temuan baru ini menawarkan jendela kunci ke dalam mekanisme yang mendasari, bagaimana penyakit Covid-19 ini memengaruhi pasien wanita dan pria secara berbeda."
Baca juga: Gejala Covid-19 varian Delta berbeda dengan umum, simak informasinya
Johnson menjalin kerja sama dengan Akiko Iwasaki, Profesor Imunobiologi dan Biologi Molekuler, Waldemar Von Zedtwitz, yang sebelumnya telah memimpin tim peneliti dalam mengidentifikasi perbedaan signifikan, dalam cara sistem kekebalan tubuh perempuan dan laki-laki merespons virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Dengan dukungan dari dana respon cepat Yale School of Public Health, Johnson, rekan postdoctoral Yuping Cai, dan tim mereka mempelajari sampel darah yang diambil dari 22 pasien wanita dan 17 pasien pria di Rumah Sakit Yale New Haven setelah terkonfirmasi infeksi Covid-19. Mereka kemudian membandingkan sampel ini dengan sampel dari 20 penyedia layanan kesehatan yang tidak terinfeksi Covid-19.
Para peneliti secara positif mengidentifikasi 75 metabolit, yang merupakan produk molekuler dari proses pencernaan dan metabolisme seluler. Setelah menyesuaikan usia pasien, indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan karakteristik lainnya, para peneliti menentukan ada 17 metabolit yang terkait dengan infeksi Covid-19.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan hubungan yang kuat, antara tingginya tingkat asam kynurenic serta tingginya rasio asam kynurenic untuk kynurenine dalam respons imun pria dan hasil pasien covid-19 yang lebih buruk.
Johnson mengatakan, studi jalur khusus jenis kelamin seperti ini memberikan petunjuk utama, tentang bagaimana penyakit ini menginfeksi dan membuat orang sakit. "Kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk menciptakan pengobatan yang lebih efektif untuk penyakit Covid-19 yang mengerikan ini dan penyakit serupa."
Itulah hasil penelitian terbaru tentang Covid-19 yang lebih mengancam kaum pria dibandingkan wanita. Meski demikian, semua orang tetap harus waspada dan menjalankan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Ungkap Mengapa Pria Lebih Mungkin Terinfeksi Covid-19 Gejala Parah",
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Penulis : Bestari Kumala Dewi
Editor : Bestari Kumala Dewi
Selanjutnya: Cara memenuhi nutrisi pasien Covid-19 yang tidak nafsu makan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News