kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Singapura larang iklan minuman manis, ini ternyata bahayanya


Senin, 14 Oktober 2019 / 05:21 WIB
Singapura larang iklan minuman manis, ini ternyata bahayanya


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Singapura secara resmi mengeluarkan larangan iklan minuman manis dalam kemasan. Ini sebagai upaya memerangi penyakit diabetes.

Larangan iklan minuman manis berlaku untuk seluruh platform media massa dan portal online, seperti televisi, internet, surat kabar, radio, dan iklan luar ruangan.

Bukan cuma itu, Kementerian Kesehatan Singapura menyebutkan, label nutrisi juga wajib ada pada kemasan minuman manis. Label bertuliskan "Tidak Sehat" harus tertera minuman dengan kadar gula sedang hingga tinggi.

Minuman manis memang punya dampak bagi kesehatan seseorang. Berbagai penelitian menunjukkan, mengurangi penggunaan minuman manis bisa berpengaruh baik kepada kesehatan seseorang.

Baca Juga: Singapura menjadi negara pertama yang melarang iklan minuman manis dalam kemasan

Penelitian yang jurnal Perawatan Diabetes terbitkan yang Time lansir, mengurangi minuman bersoda maupun minum tanpa pemanis terbukti membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 10 persen.

Sementara saat konsumsi minum minuman manis ditingkatkan lebih dari setengah porsi per hari selama peiode tertentu dalam waktu empat tahun, risiko diabetes tipe 2 juga terbukti meningkat sebesar 16%.

Penelitian tersebut berdasarkan pada data diet yang dihimpun dari sekitar 160.000 wanita yang berpartisipasi di sebuah studi versi studi Kesehatan Perawat dan hampir 35.000 pria dalam studi Tindak lanjut Profesional Kesehatan.

Mereka menyelesaikan survei tersebut selama empat hingga 26 tahun, dengan memberi peneliti informasi secara keseluruhan tentang kesehatan dan gaya hidup. Termasuk, data apakah mereka menderita diabetes tipe 2. Data tersebut kemudian dipantau terkait perubahan konsumsi minuman, berat badan, dan kesehatan secara keseluruhan.

Selama ini, banyak minum minuman manis kerap dikaitkan dengan risiko kenaikan berat badan diabetes tipe 2, karena terdapat kandungan gula yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Tapi dalam penelitian ini, minuman manis berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 tak berpengaruh pada kenaikan berat badan.

Perubahan berat badan hanya menyumbang 28% keterkaitan antara konsumsi minuman manis dan resiko diabetes. Faktor-faktor yang disoroti dalam makalah tersebut adalah masalah bagaimana minuman manis ini bekerja.

Satu teori yang penelitian itu simpulkan adalah minuman manis bisa menyebabkan penumpukan lemak pada hati yang bisa mengganggu aktivitas insulin.

Namun, yang mengejutkan dalam penelitian tersebut adalah minuman seperti jus dan minuman yang dimaniskan dengan pemanis buatan seperti pada soda diet justru 100% memiliki risiko menyebabkan diabetes  lebih tinggi. Hal tersebut kemudian dihubungkan dengan perlakuan buah yang seharusnya dimakan secara utuh karena mengandung serat.

Baca Juga: Gaya hidup penyebab meningkatnya penyakit mematikan di dunia

Mereka yang mengkonsumsi pemanis buatan dengan kandungan yang terus meningkat juga menunjukkan, 18% risiko diabetes yang lebih tinggi. Risiko tersebut lebih tinggi dibanding menggunakan pemanis gula asli.

Tapi, studi Jean-Philippe Drouin-Chartier, seorang ahli gizi pascadoktoral di Harvard TH Chan School of Public Health, menekankan, tidak berarti minum minuman diet sama buruknya dengan minuman bergula. Pada beberapa orang yang memiliki masalah medis hal tersebut terbukti bermanfaat bagi kesehatannya.

Penulis: Nur Rohmi Aida

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Singapura Larang Iklan Minuman Manis, Ini Ternyata Bahayanya"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×