Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sekitar kita ada banyak sekali makanan tidak sehat dengan nutrisi rendah (junk food). Junk food berbeda dengan fast food. Junk dalam Bahasa Inggris memiliki arti sesuatu yang terkait dengan sampah. Dalam konteks ini artinya makanan yang tidak memiliki nilai gizi dan tidak sehat.
Makanan-makanan ini dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan rutin. Di samping itu, makanan semacam burger, pizza, kue-kue, dan lainnya juga biasa menggunakan bahan seperti gula, minyak, sirup fruktosa, tepung putih, pemanis buatan, lemak trans, hingga monosodium glutamate (MSG).
Bahan-bahan tersebut telah lama dikenal memicu sejumlah penyakit, mulai dari obesitas, penyakit jantung, kanker, dan lainnya. Maka, jika Anda juga adalah penggemar junk food, ada baiknya mulai mengurangi konsumsinya dan mengimbangkan dengan konsumsi makanan sehat. Jika tidak, deretan masalah kesehatan berikut akan mengintai:
1. Masalah ingatan
Mengonsumsi junk food dapat merusak daya ingat. Asupan makanan tinggi lemak dan gula tinggi dapat memperlambat kecepatan belajar, daya ingat dan perhatian. Sedangkan konsumsi berlebih makanan tinggi lemak dan gula berisiko mengubah bagian otak yang bertanggung jawab untuk belajar dan mengingat.
2. Nafsu makan rendah
Kelebihan konsumsi makanan olahan dan digoreng dapat mengirimkan sinyal campuran ke otak, yang membuatnya sulit untuk memproses seberapa lapar dan puas tubuh kita. Mengonsumsi junk food akan menghilangkan nutrisi penting bagi tubuh dan membunuh nafsu makan dengan menjaga perut kenyang untuk waktu yang lama.
Kondisi ini akan menurunkan kemungkinan kita mengonsumsi makanan sehat setelah kenyang dengan junk food.
3. Memicu depresi
Mengonsumsi makanan cepat saji mengubah aktivitas kimia otak, yang dapat menyebabkan gejala penarikan yang melibatkan ketidakmampuan untuk mengatasi stres. Kondisi ini membuat seseorang mengalami depresi.
Sebuah penelitian menemukan, orang yang mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan olahan lebih berisiko lebih mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih sedikit.
4. Meningkatkan risiko kanker
Hasil penelitian menemukan bahwa makan makanan cepat saji seperti falafel, keripik kentang dan keripik jagung dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Studi yang sama juga mengatakan, makan hingga lebih dari lima porsi kentang goreng per minggu atau dua hingga tiga porsi sandwich ayam per minggu juga meningkatkan risiko kanker serupa.
5. Mengganggu pencernaan
Junk food menyebabkan masalah pencernaan seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) dan irritable bowel syndrome (IBS). Junk food juga menyebabkan masalah pencernaan lainnya, seperti sembelit dan kembung.
Alasannya, makanan cepat saji ini kaya akan sodium yang memungkinkan penumpukan retensi air di perut, sehingga membuat kita merasa kembung.
6. Menambah berat badan
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Preventive Medicine and Hygiene menunjukkan hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan risiko obesitas pada sekelompok siswa. Selama penelitian, 67,4% perempuan dan 80,7% laki-laki mengonsumsi satu jenis makanan cepat saji, termasuk sandwich, pizza dan ayam goreng.
Hasil penelitian menunjukkan, prevalensi obesitas berdasarkan indeks massa tubuh (BMI) dan rasio pinggang-pinggul (WHR) masing-masing adalah 21,3% dan 33,2%.
7. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Makanan cepat saji seperti soda, pizza, kue, dan kentang goreng mengandung banyak gula dan lemak trans. Lemak trans diketahui memicu peningkatan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik) yang membuat kita lebih berisiko terkena penyakit jantung.
8. Peningkatan level gula darah
Junk food mengandung karbohidrat sederhana yang menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Makan junk food lebih sering akan mengubah tingkat insulin normal, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, kenaikan berat badan dan resistensi insulin.
9. Kerusakan ginjal
Makanan cepat saji tinggi natrium yang dapat berkontribusi pada penyakit ginjal sebab sodium menyebabkan penumpukan cairan di ginjal. Menurut Harvard Medical School, kelebihan natrium meningkatkan risiko batu ginjal karena menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam urin.
10. Kerusakan hati
Asupan makanan cepat saji yang tinggi sangat beracun bagi organ hati karena makanan ini tinggi lemak dan gula. Konsumsi lemak berlebih akan terakumulasi di hati dan dapat menyebabkan peningkatan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
11. Memengaruhi kesuburan
Konsumsi junk food berlebih akan meningkatkan risiko ketidaksuburan pada pria dan wanita. Junk food dapat menyebabkan berbagai masalah reproduksi seperti jumlah sperma yang rendah dan cacat lahir pada bayi yang masih di dalam rahim.
12. Erosi tulang
Makanan cepat saji dan minuman ringan seperti soda cenderung meningkatkan asam dalam mulut, yang memecah email gigi dan membuatnya terpapar bakteri, menyebabkan kerusakan gigi dan gigi berlubang. Selain itu, makanan cepat saji juga dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.
13. Berdampak pada kulit
Makan terlalu banyak junk food seperti makanan digoreng dan makanan olahan dapat menyebabkan berbagai masalah kulit termasuk jerawat. Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari tiga kali per minggu berisiko lebih tinggi terkena eksim berat.
Oleh karena itu, cobalah untuk secara perlahan mengurangi konsumsi junk food dan menggabungkannya dengan makanan-makanan sehat. Misalnya, sayur-sayuran, buah-buahan, makanan tinggi serat, lemak sehat, dan protein.
Banyak mengonsumsi makanan cepat saji menyebabkan berat badan cepat melonjak. Maka, segera setelah kamu mengurangi atau bahkan berhenti mengonsumsi kalori dari junk food, percayalah berat badan akan turun perlahan. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sering Makan Junk Food, Waspadai 13 Penyakit Berikut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News