Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup RS Siloam, National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin School of Medicine, dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menjalin kerja sama strategis untuk memajukan penelitian klinis penyakit kardiovaskular (CVD) di Indonesia.
Kerja sama ini semakin memperkuat visi Rumah Sakit Siloam untuk menjadi destinasi pilihan terpercaya dalam pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan penelitian kelas dunia yang holistik.
Kemitraan strategis ini akan berfokus pada kolaborasi penelitian antara NUS Medicine, MRIN, dan Siloam dalam bidang penyakit kardiovaskular dan perawatan kardiologi lainnya yang melibatkan stem cell, untuk memberikan kontribusi pada masa depan kedokteran seperti genetika dan pengobatan presisi.
Baca Juga: Siloam Internationl Hospitals (SILO) Terus Menambah Jumlah Rumah Sakit
Kolaborasi ini akan bermanfaat bagi para pihak yang terlibat dalam berbagai bidang kolaborasi, termasuk proyek penelitian bersama di bidang kedokteran molekuler, genetika dan ilmu kesehatan; pertukaran informasi ilmiah, akademis, dan teknis serta materi akademis; dan/atau kolaborasi dalam pertukaran pengetahuan dan teknologi.
Kemitraan ini juga akan memungkinkan Siloam, MRIN, dan NUS Medicine untuk menjadi mitra penelitian kolaboratif.
Staf dan mahasiswa dari semua pihak dipersilakan untuk berkunjung, berdiskusi dan berpartisipasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan bersama, seminar dan konferensi.
Selain itu, staf MRIN akan mendapatkan pelatihan di tempat di kampus NUS Medicine sebelum melakukan penelitian yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit kardiologi lainnya.
Baca Juga: Cadangkan Capex Hingga Rp 2 Triliun, Siloam Hospitals (SILO) Akan Tambah Rumah Sakit
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di Asia pada tahun 2019, menyebabkan 10,8 juta kematian atau sekitar 35% dari total kematian di Asia.
Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian paling umum pada tahun 2018, sementara risiko penyakit kardiovaskular di Indonesia adalah yang tertinggi ketiga di ASEAN, setelah Laos dan Filipina.
Perbedaan mendasar dari setiap individu dapat mempengaruhi perkembangan penyakit dan respon pengobatan. Perbedaan ini dapat bervariasi antar individu, garis keturunan, dan populasi geografis.
Sebagai contoh, orang Asia Selatan memiliki beban penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok etnis lainnya.
"Kami sangat senang dapat bekerjasama dengan Grup RS Siloam dan MRIN untuk memberikan dampak positif dan perbedaan bagi pelayanan kesehatan di Indonesia. Pemahaman yang lebih baik mengenai dampak genetika pada CVD sangatlah penting. Jaringan rumah sakit dan klinik Siloam yang luas di seluruh Indonesia menyediakan basis data pasien yang relevan dan dapat diandalkan bagi kami untuk memajukan penelitian klinis dan pengobatan CVD, terutama untuk populasi di Asia," ujar Profesor Roger Foo, Direktur Program Penelitian Translasional Penyakit Kardiovaskular-Metabolik dan Wakil Dekan Penelitian di NUS Medicine dalam siaran persnya, Kamis (25/4).
MRIN didirikan dengan tujuan untuk melakukan penelitian inovatif di bidang kanker untuk memahami hubungan mutasi gen dengan perkembangan kanker pada pasien Indonesia.
Baca Juga: Siloam Hospitals (SILO) Siapkan Belanja Modal Hingga Rp 2 Triliun
Sebagai lembaga penelitian yang saat ini melakukan penelitian di bidang kanker, keanekaragaman genom dan penyakit, serta penyakit menular, MRIN telah berkolaborasi dengan berbagai institusi nasional dan internasional seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, National Center for Global Health and Medicine Jepang, Universitas Kyoto, Universitas Nasional Australia, Universitas Melbourne, Universitas Arizona, dan Universitas Cambridge.
MRIN juga menyediakan solusi bagi para kolaborator riset medis potensial yang membutuhkan penelitian dan pengujian berkualitas tinggi untuk produk mereka di Indonesia karena MRIN dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan hewan percobaan yang komprehensif, sehingga dapat menawarkan layanan in vitro dan in vivo yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan para kolaborator riset medis.
Sebagai jaringan rumah sakit swasta dengan cakupan terluas di Indonesia, Grup RS Siloam telah menjadi acuan bagi layanan kesehatan berkualitas tinggi secara nasional dengan spesialisasi terlengkap yang memenuhi kebutuhan medis di Indonesia.
Dengan aspirasi yang tinggi untuk menyediakan layanan berkualitas internasional yang berkelanjutan di Indonesia, Siloam mendirikan departemen Clinical Research Siloam (CRS) untuk melakukan penelitian klinis guna memastikan bahwa penentuan obat dan penggunaan peralatan medis untuk pasien sesuai dengan karakteristik pasien Indonesia.
Baca Juga: Sektor Kesehatan Jadi Penopang, Simak Rekomendasi Saham Emiten Grup Lippo
Selain itu, CRS memfasilitasi kerjasama antara Grup RS Siloam dengan institusi kesehatan rekanan untuk melakukan penelitian klinis.
"Penelitian klinis memiliki peran penting tidak hanya untuk tujuan pendidikan dan klinis, namun juga berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien. Kolaborasi dengan NUS, salah satu universitas dan sekolah kedokteran terkemuka di Singapura, menandai salah satu pencapaian besar bagi Siloam yang juga merupakan bukti komitmen kami terhadap Indonesia. Dengan visi yang sama, kami akan berusaha untuk memberikan inovasi layanan kesehatan kelas dunia, keahlian, dan penelitian di bidang kardiologi, untuk memberikan dampak yang besar bagi kesehatan masyarakat," ujar dr. Grace F. Indradjaja, Medical Managing Director Grup RS Siloam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News