Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mengutip laman Kemkes.go.id, kecemasan adalah reaksi normal manusia akibat rangsangan dari lingkungan yang terus menerus, maka untuk mempertahankan diri maka manusia akan bereaksi melawan atau melarikan diri.
Secara alamiah, rasa cemas akan mereda kembali. Dikatakan abnormal bila kecemasan menetap dalam waktu yang lama, tidak mereda atau sangat tinggi intensitasnya, berulang dan dapat menyebabkan penyakit fisik (misal: GERD).
Adanya hubungan antara, stress dan emosi yang dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan, gejala dan penyakit saluran pencernaan. Demikian juga dengan keadaan organ saluran cerna yang dapat mempengaruhi status emosional seseorang. Faktor psikologis dapat memperburuk gejala GERD, menyulitkan dan memperburuk hasil pengobatan, dan mengganggu kualitas hidup pasien.
Gangguan fisik (GERD) dapat mempengaruhi gangguan jiwa (cemas), begitu juga sebaliknya gangguan jiwa (cemas) dapat mempengaruhi atau memunculkan gangguan fisik (GERD).
Baca Juga: Berita Baik untuk Penderita Gout, Ini Vitamin & Suplemen yang Bikin Asam Urat Kabur
Ciri-ciri penting adanya kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan disertai dengan ketegangan motorik atau kegelisahan. Kecemasan berlebihan dapat mengganggu aspek lain dari kehidupan seseorang.
Pola ini harus terjadi lebih banyak setidaknya selama 3 bulan. Ketegangan motorik paling sering dimanifestasikan sebagai kegoyahan, kegelisahan, dan sakit kepala.
Hanya sepertiga dari pasien yang memiliki kecemasan dan GERD mencari pengobatan psikiatri. Banyak yang pergi ke dokter umum, internis atau ahli gastroenterologi, mencari pengobatan untuk komponen somatik dari gangguan tersebut.
Karena tingginya insiden gangguan mental komorbid pada pasien dengan kecemasan, perjalanan klinis dan prognosis gangguan tersebut sulit untuk diprediksi.
Baca Juga: 3 Air Rebusan Daun Ini Bisa Bikin Asam Lambung Kabur, Apa Saja?