kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rapid test corona, ini yang perlu Anda ketahui tentangnya


Senin, 13 Juli 2020 / 08:22 WIB
Rapid test corona, ini yang perlu Anda ketahui tentangnya
ILUSTRASI. Rapid test corona hanya dipakai untuk skrining awal, bukan untuk mendiagnosa seseorang. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan-POOL/foc.


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif corona di Indonesia masih terus bertambah. Dilansir dari akun Twitter resmi milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (@BNPB_Indonesia), ada penambahan 1.681 kasus positif corona per tanggal 12 Juli 2020.

Pasien sembuh pun bertambah sebanyak 919 orang dan pasien meninggal bertambah sebanyak 71 orang. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus corona adalah dengan dilakukannya rapid test covid.

Mengutip dari akun Twitter @KawalCOVID19, per tanggal 12 Juli 2020, ada 11.559 orang yang diperiksa menggunakan tes covid-19. Kasus positif menunjukkan angka 1.707 dengan positive rate keseluruhan 12,19%.

Baca Juga: Tips mengatasi kulit tangan kering di tengah pandemi covid 19

WHO (who.int) menyebutkan, rapid test dipakai untuk skrining awal dan cukup mudah untuk dipakai. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan tes pun tidak lama, yaitu sekitar 10 menit hingga 2 jam. Tes dilakukan berdasarkan pada agglutination, immuno-dot, immuno-chromatographic, dan immuno-filtration techniques.

Karena dirancang untuk skrining, jadi rapid test corona tidak bisa dipakai untuk mendiagnosa apakah ada virus corona dalam tubuh seseorang atau tidak. Akan lebih baik jika rapid test corona kembali dilakukan dalam 7 – 10 hari untuk melihat apakah antibodi sudah terbentuk atau belum.

Dilansir dari unicare.id, rapid test corona dilakukan pada orang yang memiliki resiko tinggi terkena virus corona. Misalnya, tidak pernah melakukan kontak langsung dengan seseorang yang sudah terbukti positif terserang virus corona, berada di negara transmisi lokal, mengalami gejala berupa demam tinggi atau sistem pernapasan terganggu.

Masih dari laman yang sama, unicare.id mengatakan ada tiga kategori orang yang menjalani rapid test corona, yaitu Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Status-status tersebut akan ditentukan oleh petugas kesehatan.

Baca Juga: Alat rapid test diproduksi, ini gejala penyakit corona yang harus diingat lagi

Saat Anda melakukan rapid test dan hasilnya adalah positif, Anda perlu melakukan tes lanjutan yang bernama PCR (Polymerase Chain Reaction) atau swab test. Swab test dipakai untuk mendiagnosa serangan virus corona dalam tubuh seseorang.

Jika rapid test corona yang Anda lakukan menunjukkan hasil negatif, maka hal itu bisa diartikan menjadi tiga hal. Pertama, Anda belum terinfeksi virus corona. Kedua, antobodi dalam tubuh Anda belum terbentuk. Ketiga, Anda masih perlu melakukan tes lagi.

Jika hasil rapid test corona yang Anda lakukan adalah negatif, tapi Anda mengalami beberapa gejala serangan virus corona, lebih baik Anda mengisolasi diri Anda sendiri. Jangan melakukan kegiatan di luar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan, serta meminimalisasi sentuhan pada mata, hidung, dan mulut. Hal tersebut perlu Anda lakukan agar sebaran virus corona tidak semakin parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×