Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dalam artikel yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menjelaskan autophagy adalah proses alami yang merespons masalah tersebut. Selama autophagy, sel-sel akan menghilangkan atau membersihkan molekul yang tidak diinginkan.
Bahkan, terkadang dalam proses ini beberapa molekul dihancurkan. Di waktu lain, sel akan mendaur ulang bagian ini menjadi komponen baru.
Istilah autophagy berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang berarti self-eat, atau makan sendiri.
Baca Juga: Ingat, makan berlebihan saat buka puasa dan sahur bisa turunkan imunitas
Sejumlah penelitian telah mengaitkan autophagy dengan beberapa efek kesehatan. Akan tetapi proses seluler ini cukup kompleks, sehingga sulit untuk menyimpulkannya.
Kendati demikian, autophagy tampaknya memainkan peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh atau imunitas, dengan membersihkan racun dan agen infeksi dalam tubuh.
Penelitian juga membuktikan autophagy dapat meningkatkan prospek sel dalam menghadapi infeksi penyakit menular dan neurodegeneratif dengan mengendalikan peradangan.
Autophagy juga disebut dapat membantu melindungi sel terhadap masuknya mikroba ke dalam tubuh. Autophagy terjadi secara alami di dalam tubuh, namun banyak orang mempertanyakan apakah ini bisa diinduksi menggunakan pemicu spesifik.