kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peserta isolasi mandiri wajib tahu, ini cara mengukur kadar oksigen dalam darah


Rabu, 14 Juli 2021 / 05:30 WIB
Peserta isolasi mandiri wajib tahu, ini cara mengukur kadar oksigen dalam darah


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Selain menyediakan obat dan vitamin, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri juga disarankan memiliki oksimeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.

Simak cara mengukur kadar oksigen dalam darah agar Anda bisa mengetahui kondisi saturasi. Pasalnya, saturasi oksigen di bawah normal bisa membahayakan keselamatan jiwa.

Penurunan kadar oksigen dalam darah atau saturasi banyak dialami pasien Covid-19. Ketahui cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter agar bisa memantau perkembangan kadar oksigen dalam darah.

Seperti diketahui, setiap sistem dan organ dalam tubuh membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa oksigen, sel-sel mulai tidak berfungsi dan akhirnya mati. Kematian sel dapat menyebabkan gejala yang parah dan akhirnya menyebabkan kegagalan organ.

Tubuh mengangkut oksigen ke organ-organ dengan menyaringnya melalui paru-paru. Paru-paru kemudian mendistribusikan oksigen ke dalam darah melalui protein hemoglobin dalam sel darah merah. Protein ini menyediakan oksigen ke seluruh tubuh.

Oksimetri nadi mengukur persentase oksigen dalam protein hemoglobin, yang disebut saturasi oksigen. Saturasi oksigen biasanya menunjukkan berapa banyak oksigen yang masuk ke organ. Tingkat saturasi oksigen normal adalah antara 95 dan 100 persen.

Melansir dari artikel berjudul “Pulse oximetry: what the nurse needs to know”, tingkat saturasi oksigen di bawah 90 persen dianggap sangat rendah dan dapat menyebabkan keadaan darurat klinis. Dalam mengukur saturasi oksigen, digunakan alat yang disebut oksimeter atau oksimeter nadi.

Baca juga: Tak semua pasien Covid-19 harus dirawat di RS, ini cara menentukan berdasarkan gejala

Alat ini merupakan perangkat clip-on yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dengan cara dipasang ke jari, pergelangan tangan, kaki, atau area lain yang dapat membaca aliran darah.

Merangkum dari Healthline dan Medical News Today, alat ini dapat digunakan untuk memantau kesehatan individu dengan jenis kondisi apa pun yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah. Beberapa kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

  • Asma
  • Radang paru-paru
  • Kanker paru-paru
  • Anemia
  • Serangan jantung atau gagal jantung
  • Kelainan jantung bawaan
  • Pneumonia
  • Reaksi alergi

Selama pembacaan oksimetri nadi, oksimeter ditempatkan pada jari tangan, daun telinga, atau jari kaki. Sinar kecil cahaya melewati darah di jari, mengukur jumlah oksigen. Ini dilakukan dengan mengukur perubahan penyerapan cahaya dalam darah teroksigenasi atau terdeoksigenasi. Oksimeter pulsa dengan demikian akan dapat memberi tahu tingkat saturasi oksigen berbeserta detak jantung.

Simak cara mengukur kadar oksigen menggunakan oksimeter di halaman selanjutnya

Cara mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimeter

Oksimetri nadi dapat digunakan baik di rawat inap maupun rawat jalan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan memiliki oksimeter untuk digunakan di rumah.

Cara menggunakan oksimeter untuk mengukur saturasi oksigen ini pun cukup mudah yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Berikut cara mengukur saturasi oksigen mengunakan oksimeter:

  • Cuci tangan sebelum menggunakan oksimeter Kuku harus dalam kondisi bersih, tidak panjang dan tidak terdapat cat kuku
  • Nyalakan oksimeter.
  • Jepit di ujung jari, dengan kuku menghadap ke atas dan lihat hasilnya dalam beberapa detik.

Baca juga: Kerap terjadi saat Covid-19, ini bahaya saturasi oksigen rendah

Cara membaca kadar oksigen di oksimetri

Oksimetri nadi biasanya merupakan tes yang cukup akurat dengan tingkat kegagalan sebanyak 2 persen. Misalnya, jika pembacaan oksimetri 82 persen, bisa jadi tingkat saturasi oksigen yang sebenarnya 80 hingga 84.

Namun, faktor-faktor seperti gerakan, suhu, atau cat kuku dapat memengaruhi akurasi. Biasanya, lebih dari 89 persen darah harus membawa oksigen. Ini adalah tingkat saturasi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga sel-sel tetap sehat.

Meskipun memiliki saturasi oksigen di bawah ini untuk waktu sebentar tidak diyakini menyebabkan kerusakan, tetapi kondisi ini akan membahayakan jika penurunan tingkat saturasi oksigen terjadi secara berulang.

Tingkat saturasi oksigen 95 persen dianggap normal bagi sebagian besar individu sehat. Tingkat 92 persen menunjukkan potensi hipoksemia, yakni kekurangan oksigen yang mencapai jaringan dalam tubuh.

Itulah cara mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan oksimeter. Kita tidak perlu mengukur saturasi oksigen sepanjang hari, tapi ukurlah saat terjadi perubahan kondisi dalam tubuh.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Mengukur Kadar Oksigen Darah dengan Oksimeter",


Penulis : Galih Pangestu Jati
Editor : Galih Pangestu Jati

Selanjutnya: Cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter, pasien Covid-19 harus tahu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×