kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peserta isolasi mandiri wajib tahu, ini cara mengukur kadar oksigen dalam darah


Rabu, 14 Juli 2021 / 05:30 WIB
Peserta isolasi mandiri wajib tahu, ini cara mengukur kadar oksigen dalam darah


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Selain menyediakan obat dan vitamin, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri juga disarankan memiliki oksimeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.

Simak cara mengukur kadar oksigen dalam darah agar Anda bisa mengetahui kondisi saturasi. Pasalnya, saturasi oksigen di bawah normal bisa membahayakan keselamatan jiwa.

Penurunan kadar oksigen dalam darah atau saturasi banyak dialami pasien Covid-19. Ketahui cara mengukur saturasi oksigen menggunakan oksimeter agar bisa memantau perkembangan kadar oksigen dalam darah.

Seperti diketahui, setiap sistem dan organ dalam tubuh membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa oksigen, sel-sel mulai tidak berfungsi dan akhirnya mati. Kematian sel dapat menyebabkan gejala yang parah dan akhirnya menyebabkan kegagalan organ.

Tubuh mengangkut oksigen ke organ-organ dengan menyaringnya melalui paru-paru. Paru-paru kemudian mendistribusikan oksigen ke dalam darah melalui protein hemoglobin dalam sel darah merah. Protein ini menyediakan oksigen ke seluruh tubuh.

Oksimetri nadi mengukur persentase oksigen dalam protein hemoglobin, yang disebut saturasi oksigen. Saturasi oksigen biasanya menunjukkan berapa banyak oksigen yang masuk ke organ. Tingkat saturasi oksigen normal adalah antara 95 dan 100 persen.

Melansir dari artikel berjudul “Pulse oximetry: what the nurse needs to know”, tingkat saturasi oksigen di bawah 90 persen dianggap sangat rendah dan dapat menyebabkan keadaan darurat klinis. Dalam mengukur saturasi oksigen, digunakan alat yang disebut oksimeter atau oksimeter nadi.

Baca juga: Tak semua pasien Covid-19 harus dirawat di RS, ini cara menentukan berdasarkan gejala

Alat ini merupakan perangkat clip-on yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dengan cara dipasang ke jari, pergelangan tangan, kaki, atau area lain yang dapat membaca aliran darah.

Merangkum dari Healthline dan Medical News Today, alat ini dapat digunakan untuk memantau kesehatan individu dengan jenis kondisi apa pun yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah. Beberapa kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

  • Asma
  • Radang paru-paru
  • Kanker paru-paru
  • Anemia
  • Serangan jantung atau gagal jantung
  • Kelainan jantung bawaan
  • Pneumonia
  • Reaksi alergi

Selama pembacaan oksimetri nadi, oksimeter ditempatkan pada jari tangan, daun telinga, atau jari kaki. Sinar kecil cahaya melewati darah di jari, mengukur jumlah oksigen. Ini dilakukan dengan mengukur perubahan penyerapan cahaya dalam darah teroksigenasi atau terdeoksigenasi. Oksimeter pulsa dengan demikian akan dapat memberi tahu tingkat saturasi oksigen berbeserta detak jantung.

Simak cara mengukur kadar oksigen menggunakan oksimeter di halaman selanjutnya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×